Rabu, 21 Oktober 2015

Ponzi Ekonomi; Prospek Indonesia Di Tengah Instabilitas Global

Dalam dinamika perekonomian modern, ketidakmampuan seseorang atau perusahaan membayar hutang merupakan fenomena yang sangat kompleks yang selalu  mengait-ngaitkannya dengan suatu faktor dengan faktor lainnya. Namun, perilaku semacam ini dikenal dengan istilah Ponzi, dan sejatinya bersifat alamiah.
Nama Ponzi sendiri berasal dari nama seorang  pengusaha mafioso asal Italia Selatan yang bermigrasi ke USA, namanya adalah Charles Ponzi. Beliau berbisnis dengan cara patgulipat usaha yang sama sekali tidak pernah riil sehingga berpotensi  besar mengalami kegagalan dan ketidakmampuannya dalam membayar hutang.
Ponzi Ekonomi pertama kali dipopulerkan oleh Hyman Minsky, seorang ekonom AS yang cukup progresif di bidangnya di era 1919-1996. Sempat dilupakan selama puluhan tahun, akhirnya pemikiran Minsky diakui dan dianggap relevan dengan kondisi perekonomian dunia saat ini terutama oleh para investor Wall Street pasca tragedi subprime mortgage. Sebagai tokoh pemikir ekonomi, Hyman Minsky sangat dipengaruhi oleh tokoh ekonom ternama seperti Schumpeter dan J.M Keynes.
Dalam konteks kekinian, Ponzi sendiri di terminolgikan untuk para pebisnis yang menjalankan usaha dengan cara patgulipat yang sama sekali tidak riil. Metafora ini menggambarkan kondisi perekonomian yang dikelola secara tidak hatihati sehingga berpotensi mengalami kegagalan karena ketidakmampuannya membayar hutang.
Secara garis besar itulah yang tersirat dalam buku "Ponzi Ekonomi; Prospek Indonesia Di Tengah Instabilitas Global". Buku ini ditulis oleh seorang penulis yang sangat populer, A. Prasetyantoko. Beliau sebelumnya pernah menulis buku best seller yang berjudul "Bencana Finansial". Buku yang berisi 200 halaman ini menggambarkan tentang situasi perekonomian global yang terjadi di USA dan krisis di beberapa negara Eropa. Namun secara garis besar membahas tentang perekonomian Indonesia yang sangat menjanjikan untuk berinvestasi, hal ini didasari oleh rekomendasi Morgan Stanley, CLSA, dan Standchart.
Buku yang di tetbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (PBK) sangat cocok untuk para mahasiswa, pengamat ekonomi, pelaku usaha (investor), pengambil kebijakan sampai masyarakat awam, karena secara garis besar pembahasannya sangat mudah dibaca, dipahami dan dicerna. (ZH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar