Kamis, 12 Maret 2015

Kisah Cinta Yang Penuh Terjal

Mengutip ungkapan Eric Fromm (Jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Jalan Menuju Tuhan, hal: 33) manusia modern adalah orang-orang yang menderita, penderitaan tersebut disebabkan oleh kehauasan manusia terhadap kebutuhan akan dicintai oleh orang lain, entah keluarga, kerabat, pacar, dan lain sebagainya. Misalnya kaum pemuda terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena ingin dicintai oleh teman sebayannya entah itu dalam bentuk seks bebas, narkoba, khamer, dan lain sebagainya. Lebih lanjut lagi dalam buku tersebut menyebutkan semakin besar usaha seseorang untuk merasa dicintai maka semakin besar peluang untuk dikecewakan.
Kira-kira inilah yang terjadi dalam kehidupan ini, dimana muncul berbagai permasalahan ketika saya pribadi berusaha mendapatkan cintanya seseorang. Kejadian ini memang berawal dari sebuah perkenalan melalui Handpone di akhir priode tahun 2010 yang bermula bertujuan untuk mengisi kekosongan selepas pulang kuliah. Namun lama-kelamaan seiring berjalannya waktu dan pergantian bulan perkenalan melaui HP tersebut membuahkan hasil dimana saya pribadi semakin intens berkomunikasi dengan seorang wanita dalam HP tersebut. Semenjak bulan desember tahun 2010 hingga bulan Februari/Maret tahu 2011, hubungan saya dengan perempuan tersebut berjalan cukup lancar; komunikasipun berjalan setiap waktu baik malam maupun pagi hingga terbesit dalam pemikiran ini ini untuk meneruskan hubungan ini meskipun via HP.
Seperti biasa ketika pergantian bulan demi bulan komunikasi via HP pun cukup intens dan tak pernah lepas setiap hari, namun pada suatu malam saat memasuki bulan April/Maret terjadi omongan yang sangat mengangetkan isi batin ini, yaitu perempuan yang saya idam-idamkan ini mengakui bahwa virginitas alias kehormatannya sudah tiada ketika ia menempuh studi di SMA, dengan nada gusar dan berat hati untuk menerima keadaan tersebut saya terdiam sejenak, kemudian beberapa menit kemudian menanyakan siapa yang tega merenggut kesuciannya pada perempuan tersebut. Lalu dengan suara tertatih-tatih perempuan tersebut menjawab bahwa yang merenggut kesuciannya adalah mantan pacarnya yang berinisial “A”. Dengan jawaban perempuan itu sontak membuat  detak jantung ini hampir pecah dan tak bisa bernapas memikirkan kejadian itu. Dan uniknya kemungkinan itulah saat saya pertama kali merasakan namanya kegalauan cinta. (hehehe)
Seminggu-dua minggu berjalan setelah kejadian tersebut terungkap, saya sendiri mencari refrensi terhadap kegalauan ini terkait jalan apa yang harus diputuskan. Ketika itu kebanyakan kawan-kawan terdekat menyarankan untuk memutuskan hubungan tersebut dan mencari pengganti yang lain, asumsinya banyak yang mengungkapkan bahwa kita adalah laki-laki yang bisa dan kapan saja bisa mendapatkan perempuan yang masih perawan atau virgin. Namun dengan jawaban-jawabn itu membuat saya sendiri justru penasaran lagi dengan keputusan yang akan diambil, kemudaian saya mencoba membuka buku-buku refrensi sebagai landasan ilmiahnya sehingga saya sendiri menemukan berbagai kisah perjuangan cinta yang dijalani dengan saling melengkapi antara kesempurnaan dengan ketidaksempurnaan, misalnya perempuan yang menikahi lelaki cacat, pembantu menikahi bosnya, orang berkulit hitam dengan orang kulit berwarna. Sehingga dengan adanya refrensi baru ini timbul secercah harapan mengenai keputusan apa yang akan ditetapkan, waktu itu juga tak lupa saya salat tahjjud dan salat istikharah minta petunuju pada Tuhan menegenai permasalahan tersebut. Sehingga dengan berbagai kekurangan yang dimiliki perempuan tersebut saya terima dan saya memutuskannya untuk selalu berhubungan bersama dia. Sya berusaha memutuskan perkara tersebut dengan logika dan pemikiran positif yang saya miliki. Namun sebelum itu saya sendiri menawarkan sebuah komitmen bersama terkait keputusan tersebut, komitmen tersebut adalah tidak akan berkomunikasi kembali dengan lelaki yang berinisial “A” dan tidak akan memaafkan selama-lamanya. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan dan kesepakatan yang telah dibuat anatara saya pribadi dengan perempuan tersebut,  keinginan untuk meneruskn hubungan ini sangat bulat untuk di lanjutkan hingga jenjang waktu yang tak ditentukan. Hingga pada suatu waktu setelah 7 bulan berhubungan melalui via Handphone tanpa ketemu langsung, saya memutuskan diri untuk ketemu dan berjumpa dengan perempuan tersebut tepatnya disalah satu kota terbesar di Indonesia, tepatnya pada 16 Juni 2011. Selama masa pertemuan dan kebersamaan hubungan ini sangat wajar seperti hubungan dua insan manusia lainnya, perkelahian, cemburu, kecewa, dan lain sebagainya masih membekas dan agak sulit diterima karena salah satu penyebabnya adalah perempuan ini masih saja berhubungan dengan lelaki lain, entah itu mantannya ataupun orang lain.
Memasuki usia hubungan yang genap 2 tahun di tahun 2012, rasanya hubungan ini lumayan stabil dan sudah bisa menerima segala kepaitan yang ditemui ketika bersama perempuan tersebut. Pergaulan semakin luas maklum waktu itu saya sendiri menyibukkan diri dalam organisasi kemahasiswaan di kampus, dan perempuan tersebut menyibukkan diri dengan ngajar di sebuah lembaga pendidikan milik bapak temannya. Hubungan cinta keduanya sangat normal dan stabil tanpa ada gesekan atau problem-problem seperti tahun sebelumnya, karena saya sendiri sudah tidak menghiraukan permasalahan keperawanan perempuan tersebut, justru saya cenderung untuk menutupi kekurangan tersebut dengan berbagai cara.
Tahun Tantangan.
Memasuki tahun baru 2013 kami merancang sebuah liburan menuju salah satu daerah wiasata ternama di Indonesia, daerah ini berada di daerah kawasan Indonesia bagian tengah, rencana liburan tersebut di putuskan pada awal bulan Februari (sehabis Ujian Akhir Semester), kami berlibur ke pulau tersebut dengan metode bacpakaer, diikuti oleh empat orang termasuk saya pribadi. Dalam perjalanan liburan kami berempat sangat menikmati liburan tersbut dan sesekali singgah di beberapa tempat wisata di pulau Jawa dan sekitarnya. Mengenai hubungan saya denga perempuan tersebut berjalan seperti biasa dan saya sendiri sudah memberikan kebebasan untuk berkomunikasi dengan siapapun, saya sudah mulai terbuka dan memiliki pemikiran yang hampir dewasa.
Dengan sikap yang saya berikan kepada si perempuan tersebut ternyata dimanfaatkan untuk berkomunikasi kembali dengan mantan yang mencederai virginitasnya, awalnya saya tidak tahu sama sekali sejauh mana hubungannya tersebut. Namun seperti kata pepatah “sepinter-pinter manusia menyimpan bangkai, baunya akan keluar juga” dan itulah yang terjadi saat itu. Tak sengaja dan tanpa direncakan sebelumnya sya sendiri menemukan kejanggalan-kejanggalan ketika menjalani hubungan tersebut. Dengan kejanggalan yang saya alami tersebut, saya sendiri mencoba mengidentifikasi permasalahan tersbut dan akhirnya benar apa yang menjadi pengganjal pemikiran ini terjawab sudah. Ternyata perempuan ini kembali berkomunikasi dengan lelaki yang berinisial “A” yang pernah mencederai virginitasnya, dengan kejadian ini sontak membuat saya kaget dan berfikir kembali mengenai komitmen awal di tahun 2010 lalu. Yang membuat dada ini semakin sesak dan mau membunuh lelaki tersbut adalah dengan lihainya kembali merayu perempuan tersebut dengan meminta beberapa foto bugilnya. Dan foto-foto inilah yang menjadi alat penyerang lelaki ini terhadap saya. Dengan persaaaan geram dan sangat menyesal, saya lalu memanggil perempuan ini menuju tempat tingggalku, kemudian saya memukulnya hingga terjatuh tak bisa berdiri. “kau penghianat, penipu, pelacur yang tak malu dan tak tau untung” kira-kira begitulah makian saya kepadanya.
Hingga tepat di bulan Juni tahun 2013 lalu perselingkuhan perempuan tersebut dengan lelaki yang telah menghilangkan virgintasnya saya ketahui secara  langsung melalui beberapa trik penyelidikan sederhana, hingga setelah kejadian tersebut sontak ingin kembali memutuskan tidak akan melanjutkan hubungan tersebut. Namun lagi-lagi problem yang menjadi kendala adalah ikatan silaturrahmi yang kuat antara perempuan ini dengan keluargaku, dan saya sendiri dengan keluarganya (permpuan tersebut), saya sangat menyesali kasus senonoh tersbut, yaitu kenapa bisa terrulang kembali, dengan kejadian tersbut juga membuat kebencian mendalam terhdap lelaki tersebut dan ingin sekali rasanya membunuhnya. Namun syukurlah dengan keterbatasan waktu dan tempat rasanya rencana-rencana tersebut mulai memudar dan menerima kembali perempuan tersebut karena saya juga sangat perihatin kepadanya, kenapa bersikap seperti itu.
Rekontruksi Hubungan
Tahun 2013 berlalu, berganti dengan tahun selanjutnya dimana terdapat secercah harapan yang lebih baik dalam membangun kembali hubungan yang hampir retak tersebut, tapi jujur dengan kejadian tersbut sontak membuat kepercayaaan ini terus memudar dan terus curiga seakan-akan terjadi lagi sebuah penyimpangan moral tersbut. Makanya tepat sekali di era tahun 2014 lalu nuansa keakraban, kekluargaan, dan kenyamanan hubungan ini kembali seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Saya sangat bersyukur di tahun ini memang tidak ada kendala-kendala yang berakbat fatal dalam hubungan tersebut, namun sedikit kecurigaan, kecembruan itupun masih ada karena dimaklumi kembali bahwa itu adalah wajah dari tumbuhnya cinta tersbeut. Di tahun ini juga tepat priode 4 tahun menjalin hubungan ini terbina secara luar biasa setelah mengarungi beberapa permasalahn speprti informasi kehilangan kevirginitas (keperawanannya) di tahun 2011, perselinghan kembali dengan mantan yang mencederainya di tahun 2013 dimana ditandai dengan pemberian foto-foto bugil yang tak elok dipandang, dan lain sebagainya.
Lalu di tahun ini, 2015 timbul secercah harapan untuk mengubur segala mimpi buruk, kebodohan, penghianatan, perselingkuhan dan lainnya sebagai pedoman untuk merekontruksi kembali hubungan cinta abadi yang di restui tuhan.

Selesai;...................
Nb:
Saya minta maaf kepada para pelaku yang merasa kecewa dengan cerita ini karena ini adalah kisah nyata yang benar terjadi.
Saya berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pelaku pencabulan yang berinisial “A” karena telah menaruh noda hitam kepada si perempuan ini dan telah berhasil merenggut virginitas dan foto-foto bugilnya.
Mengenai bukti dan lain sebagainya untuk saat ini sudah tidak ada karena hanya ada pelaku dan pacar perempuan ini saja yang tahu, dan foto-foto bugil yang sempat di berikan pihak perempuan ke pihak yang berinisial “A” kemungkinan besar masih ada atau sudah tiada karena dari pihak perempuan forto-foto bugil tersbut sudah dihapus, sementara dari pihak yang berinisial “A” kemungkinan masih disimpan. Bagi yang merasa silahkan dikembalikan ke pihak perempuan.
Mengenai tanggung jawab penuh terhadap prilaku yang berinisial “A” kemungkinan besar tidak ada, namun kita rasa cukup tanggung jawabnya saja terhadap Tuhan, karena beliaulah yang tau segala-gala-Nya.
Bagi kaum perempuan, tolong hargai keluarga kalian karena kasihan sekali jikalau anda terjebak dengan apa yang dialami pihak perempuan dalam cerita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar