Jumat, 05 September 2014

PRINSIP DAN PENILAIAN DALAM EVALUASI BELAJAR


PRINSIP-PRINSIP  PENILAIAN DALAM EVALUASI BELAJAR 

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu : input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu proses pembelajaran dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur tertentu, sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat sebagai dasar dari pembuatan suatu kesimpulan atau keputusan. Evaluasi pembelajaran memiliki fungsi utama untuk menelaah sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran pada siswa yang telah dijalani dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam melaksanaan evaluasi pembelajaran ini, tentu harus dilakukan dengan tepat dan cermat, agar dapat terhindar dari penyimpangan atau kesalahan dalam pembuatan kesimpulan dan pengambilan kesimpulan, karena bila terjadi kekeliruan tidak hanya merugikan kesempatan belajar siswa, tetapi mungkin pula akan merugikan kesempatan dalam aspek-aspek kehidupan siswa lainnya, seperti kesempatan kerja dan kedudukan sosial. Yang mengalami kerugianpun tidak hanya siswa seorang, namun juga orang lain, seperti keluarga dan masyarakat atau bahkan negara, karena masyarakat tentunya mengharapkan terlahirnya seorang pemimpin bangsa yang dapat membawa perubahan positif di masyarakat, dan para pemimpin tersebut hanya dapat  terlahir melalui sistem pendidikan yang baik.
Oleh karena itu, proses penilaian haruslah berjalan dengan baik dan hasilnya dapat dijadikan patokan dalam membuat suatu kesimpukan objektif dan tepat, sehingga dalam pelaksanaan penilaian haruslah didasarkan pada suatu dasar atau prinsip-prinsip penilaian.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, evaluasi merupakan proses penilaian kembali terhadap materi yang pernah diajarkan kepada peserta didiknya. Disamping itu juga untuk merumuskan penilaian yang teratur dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, maka sebuah evaluasi itu memiliki prinsip, dimana prinsip itulah yang akan menjadi pedoman pendidik dalam menjalankan proses pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah;

  • Keberlanjutan
  • Keterpaduan, Evaluasi pembelajaran harus memegang prinsip keterpaduan dimana ada kesesuaian antara tujuan instruksional/tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran.
  • Keterlibatan siswa, Keterlibatan siswa dalam kegiatan evaluasi merupakan suatu hal mutlak, karena keterlibatan siswa bukan merupakan suatu alternative. Maka dari itu keterlibatan siswa menjadi salah satu prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 
  • Koherensi, Prinsip koherensi berarti suatu evaluasi pembelajaran harus berkaitan dengan materi pelajaran yang dipelajari dan harus sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang akan diukur.
  • Pedagogis, Dalam melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran, diperlukan adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku peserta didik, sehingga pada akhirnya hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai motivasi bagi peserta didik untuk menjadi lebih baik. 
  • Akuntabilitas, Hasil evaluasi haruslah menjadi bahan pertanggungjawaban bagi pihak yang terkait, seperti sekolah, orang tua peserta didik, dll. 
Sedangkan menurut refrensi lain yang relevan dengan materi ini, prinsip-prinsip penilaian dalam evaluasi belajar bisa dilihat pada materi dibawah ini, yaitu: 
  • Keterpaduan, Kegiatan penilaian berkaitan erat dengan kegiatan pengajaran atau penilaian tidak dapat dipisahkan dengan pengajaran. Dalam melakukan penilaian harus diperhatikan  tujuan-tujuan instruksional dan atau ruang lingkup bahan ajar yang diterima siswa. Setiap butir soal yang dibuat harus sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan/diajarkan kepada siswa. Oleh karena itu, evaluasi merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pengajaran.         
  • Kelengkapan, Agar penilaian yang dilakukan dapat memberikan informasi yang memadai, maka perlu dilakukan penilaian secara menyeluruh sesuai dengan tujuan penilaian dan ruang lingkup bahan ajar yang akan disampaikan, serta teknik dan instrumen yang akan digunakan. Bila ditinjau dari aspek perilaku, penilaian harus mencangkup keseluruhan bahan ajar dan kedalaman tingkah laku siswa yang ditampilkannya. Namun, tidak semua bahan ajar harus disampaikan, tetapi aspek-aspek yang dinilai hendaknya mewakili seluruh bahan ajar. Sedangkan, bila ditinjau dari teknik dan instrumennya, prinsip kelengkapan ini menunjukan bahwa penilaian hendaknya menggunakan berbagai teknik dan instrument yang menunjang kevalidan dari hasil penilaian (menunjang proses penilaian). Namun, dalam praktiknya bisa saja digunakan satu tenik dan instrument dalam melakukan penilaian, karena yang terpenting hasil penilaian dapat mengungkapkan data atau informasi secara lengkap sesuai dengan yang diperlukan. 
  • Kesinambungan, Untuk memperoleh pemahaman mengenai data yang memadai tentang kemajuan belajar siswa, diperlukan adanya suatu program penilaian yang berkesinambungan/berkelanjutan yang dilakukan seiringan dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Penilaian yang berkesinambungan perlu dilakukan karena manusia merupakan makhluk dinamis, yang senantiasa mengalami perubahan baik dalam hal prestasi akademik maupun emosional. Prestasi belajar siswa bisa saja meningkat atau malah sebaliknya, hal ini tergantung pada intensitas belajar siswa, perkembangan psikologis dan faktor lainnya. Sehingga, hasil penilaian dari suatu waktu, tidak dapat dijadikan patokan permanen (menjadi pedoman) terhadap penilaian selanjutnya, sebab bahan ajar, suasana belajar, perkembangan psikologis siswa yang merupakan faktor yang mempengaruhi siswa juga harus dipertimbangkan, karena faktor-faktor ini senantiasa mengalami perubahan. Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan berkali-kali, berguna agar guru memperoleh gambaran yang jelas mengenai siswa. 
  • Objektifitas, Untuk melakukan penilaian yang tepat haruslah didasarkan pada data yang objektif tentang kemajuan belajar siswa, karena hasil penilaian harus menggambarkan keadaan siswa sebenarnya, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Evaluasi  didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa dipengaruhi oleh subjektivitas, perbedaan latar belakang, agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional. Agar hasil penilaian objektif, gunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. 
  • Relevansi, Bahwa pengambilan keputusan penilaian harus didasarkan pada data yang relevan atau data yang dijadikan acuan harus sesuai dengan tujuan penilaian. Dirancang secara jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian , alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian, biasanya patokannya berupa kurikulum ataupun silabus. Oleh karena itu, harus ada kesesuaian antara tujuan penilaian, data yang dijadikan dasar pengambilan keputusan, dan instrument yang digunakan. 
  • Keteraturan, Untuk melaksanakan evaluasi ada seperangkat aturan dan urutan yang perlu diikuti, sehingga hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum melakukan penilaian, haruslah mengetahui dan memperhatikan prosedur dan langkah-langkah penilaian. Penilaian tidak dapat dilakukan sebelum diperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya dan kita tidak dapat memperoleh data yang memadai bila tidak mengetahui instrumen penilaian. Instrumen penilaian tidak dapat dikembangkan dengan baik, bila tidak mengetahui tujuan penilaian dan aspek-aspek perilaku yang semestinya dinilai. 
  • Transparansi, Penilaian hendaknya harus dilakukan secara jujur agar mudah dipahami, sehingga hasilnya dapat di tindak lanjuti dan diketahui oleh pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar merupakan bagian integral (patokan) dalam proses belajar mengajar. 
2)        
3)     CIRI-CIRI EVALUASI
4)   Penilaian dilakukan secara tidak langsung, Maksudnya, jika seorang guru ingin mengetahui mana dari siswanya yang cerdas atau kurang cerdas maka dalam evaluasi yang diukur bukanlah kecerdasan atau kekurangan peserta didik, tetapi indikator atau hal-hal yang menandai bahwa seseorang itu bisa disebut pandai dan kurang pandai. 

Bersifat relatif, Salah satu cirri evaluasi adalah bersifat relative karena nilai seorang siswa tidak selalu konstan dari waktu ke waktu, tetapi bisa saja berubah-ubah. 
kuantitatif, Dalam evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan pengukuran dengan menggunakan simbol bilangan (angka) sebagai hasil untuk pengukurannya. Hasil pengukuran berupa angka-angka ini kemudian dianalisis dan diinterpretasikan kedalam kata-kata (kualitatif).
       

3) B
4)            Sering terjadi kesalahan dimana sumber-sumber kesalahan biasanya terletak pada: Alat ukur (soal tes), Pengukur/guru, Yang dinilai (Peserta didik), dan Situasi dimana penilaian berlangsung.
5)            Menggunakan satuan unit-unit atau satuan-satuan yang tepat, seperti sangat memuaskan, memuaskan, cukup memuaskan, kurang memusakan, dan tidak memuaskan.
5)       

M. Ngalim Purwanto, (1986). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Bandung: CV Remaja Karya
Cony Semiawan Stamboel, (1986) Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian di dalam Dunia Pendidikan. Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya.
T. Raka Joni, (1984) Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Surabaya: Karya Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar