Minggu, 13 Desember 2015

Ini alasan kenapa mobil berhenti ketika melewati perlintasan KA

INFO PENTING BAGI PENGEMUDI MOBIL.

Penjelasan kenapa mesin mobil sering mati di atas perlintasan sebidang rel KA ?
Orang awam mengira hal ini di sebabkan  karena perlintasan tsb angker/kurang sajen dan kemenyan/ada demit dll
Penjelasan teknis :
Di lokomotif ada boggie (roda kereta) dimana komponen utamanya adalah dinamo, di dlm dinamo ada unsur magnit yg cukup besar, Jika lokomotif seri CC berarti ada 3 rangkaian boggie (6 buah dinamo besar). Hal ini berdampak pada rel yg terbuat dari baja dapat menghantarkan medan magnet sejauh 1 Km dari lokomotif. Saat kendaraan bermotor melintasi rel KA, biasanya menggunakan kecepatan rendah, apabila pengendara tdk memindahkan gigi mesin yg lebih rendah maka putaran mesin dinamo kendaraan bermotor dan koil yg ada dpt seketika mati akibat faktor medan magnit boggie KA yg dihantarkan oleh rel KA. Oleh Karena itu petugas JPL selalu menutup pintu perlintasan sebelum KA mendekati perlintasan (berjarak -+ 3 Km). Bila ada pengemudi tetap menerobos/melintasi rel KA yg berjarak kurang dr 1 Km akan mengakibatkan mesin dinamo dan koil mobil yg sdh lemah dpt MATI ( mesin mati).
Bila hal ini terjadi segera keluar dari mobil anda, Karena mesin mobil akan susah untuk di stater kembali.
Maka disarankan jangan melintasi rel KA bila sdh terlihat KA walaupun masih berjarak 1 Km dari perlintasan sebidang demi keselamatan anda, Ingat KA tdk bisa mengerem mendadak karena roda dan rel terbuat dari baja sehingga tdk ada friksi, rata- rata KA akan berhenti sejauh 800 M setelah di rem".

Semoga bermanfaat.

Senin, 30 November 2015

Gambaran Umum Di Balik Kematian Abraham Lincoln

Anda pasti sudah sering mendengar istilah konspirasi. Istilah ini terutama dikaitkan dengan kasus-kasus politik. Di antaranya ialah kasus-kasus pembunuhan para tokoh dunia yang paling mengguncang dunia. Teori konspirasi menggunakan metode yang sangat rapi dan sangat sulit dikuak secara jelas. Karenanya, sekalipun sudah ditemukan siapa pelaku pembunuhnya, tetap masih menimbulkan tanda tanya besar bagi banyak kalangan.
Salah satunya kasus pembunuhan Presiden Amerika, Abraham Lincoln. Ia terbunuh ketika sedang menyaksikan pertunjukan teater di gedung Ford Theater, Washington DC. Kepalanya ditembak dari belakang dalam jarak dekat. Pembunuhnya bernama John Wikes Booth, seorang aktor dan simpatisan konfederasi ekstrem yang menentang kebijakan Abraham Lincoln tentang penghapusan perbudakan dan mempersatukan negaranya yang sudah terpecah belah.

Ia begitu bersemangat hendak menghapus perbudakan di negaranya. Ia tidak mendapat masalah di negara bagian utara yang menyetujui pembebasan perbudakan. Namun, di bagian selatan mereka menginginkan negaranya menjadi negara budak. Ia mendapat penolakan keras, bahkan negara-negara bagian selatan memisahkan diri, membentuk negara baru. Negara tersebut bernama negara konfederasi Amerika. Hingga pada akhirnya Abraham Lincoln menyatakan perang dengan bagian selatan.
Selatan berhasil dikalahkan dan menyerah kepada negara uni. Atas motif inilah, John Wikes Booth melakukan pembunuhan kepada Abraham Lincoln. Diketahui, ia juga hendak membunuh Wakil Presiden dan Sekretaris Negara. Mereka berharap, dengan kematian para pemegang tampuk kekuasaan Amerika saat itu, akan melumpuhkan pemerintah uni. Hal ini akan membuat peluang bagi pemerintah konfederasi untuk dapat melanjutkan perang setelah empat hari menyerah di bawah negara uni.
Namun, cukupkah itu saja masalah sebenarnya di balik motif pembunuhan Abraham Lincoln? Ternyata tidak. Masih ada teori lain dari sebuah konspirasi besar di Amerika. Rotchild dianggap menjadi otak pembunuhan Abraham Lincoln. Organisasi Yahudi tersebut merasa telah mendapatkan ganjalan besar dari pemerintahan Abraham Lincoln dalam upaya mereka menguasai sendi kehidupan rakyat dan negara baru melalui perekonomian. Salah satunya dengan mendirikan Bank Amerika sebagai wakil Bank Sentral Inggris. Selain itu, mereka juga mengadu domba pihak utara dan selatan dengan menggunakan masalah perbudakan.
Hanya berselang 5 hari setelah Jendral Robert E Lee dari pihak Union (Selatan) menyerah kepada Jendral Ulysses Grant selaku pimpinan Konfederasi (Utara) dalam perang sipil Amerika, Abraham Lincoln ditembak oleh seorang aktor yang menyamar yang bermaksud agar perang sipil kembali meletus.
Abraham Lincoln yang sejati bukanlah seorang pemburu Vampir di waktu senggangnya seperti film Hollywood yang baru saja beredar.

Apa yang mungkin dapat dicapai oleh Lincoln jika saja ia tidak dibunuh dalam usia yang masih cukup muda, ia hanya baru berusia 56 tahun saat terbunuh, Apakah pembunuhannya untuk mencegah sesuatu? Banyak konspirasi teori yang berkembang, namun penjelasan berikut adalah gambaran umum dan beberapa kemungkinan.

Simple Konspirasi John Wilkes Booth dan kroninya 
Yang pertama adalah para peneliti mengemukakan bahwa ini adalah sebuah konspirasi yang simpel dimana konspirasi booth ini terdokumentasi dengan baik didalam catatan harian Booth dan juga surat-suratnya. John Wilkes Booth bersama kedua orang temannya berencana untuk melakukan aksi pembunuhan terhadap 3 orang penting di pemerintahan Amerika Serikat masa itu.
Tiap orang bertugas untuk melaksanakan tugas membunuh tokoh kunci pemerintahan, Booth bertugas membunuh sang presiden, Lincoln. Sementara itu Lewis Powell bertugas membunuh sekretaris negara, William Seward dan George Atzerodt bertugas untuk membunuh wakil presiden, Andrew Johnson. Dengan membuat negara kehilangan para pemimpinnya, Booth dan kroni nya berharap pihak selatan dapat kembali mengobarkan perang dan meraih kemenangan dalam perang sipil.

Namun Powell dan Atzerodt gagal dalam misi mereka, Powell hanya mampu melukai William Seward, sementara itu Atzerodt terlalu takut untuk melaksanakan tugasnya dan ia kabur dari Washington DC.
Tapi siapakah yang bakal menarik keuntungan dari peristiwa ini? apakah ini hanya kerjaan dari 3 orang selatan yang tidak puas atas kekalahan kubu mereka? Atau ini adalah sebuah konspirasi yang lebih besar yang dilakukan pihak selatan untuk dapat memenangkan perang sipil dengan cara apapun? Ataukah pihak Konfederasi (Utara) yang menelikung untuk mengambil alih kekuasaan dan melakukan kudeta militer?
Saat ini diyakini bahwa baik Booth, Powell maupun Atzerodt rencana awal mereka sebenarnya adalah untuk menculik target mereka, menjadikan mereka sebagai sandra untuk dijadikan tahanan bagi pihak selatan. Namun tidak ada para peneliti yang bisa memastikan kapan dan mengapa rencana awal mereka tersebut bisa berubah.

Apakah Mimpi Buruk Lincoln memprediksikan kematiannya?
Sekitar 2 minggu sebelum peristiwa yang merenggut nyawanya, Lincoln mendapat mimpi buruk dimana ia berjalan seorang diri di gedung putih yang terlihat kosong, namun terdengar suara pelayat yang menangis. Dalam mimpinya tersebut akhirnya ia tiba diruang bagian timur dimana ia mendapati sesosok mayat yang dibungkus oleh pakaian pemakaman dan ditangisi oleh banyak orang, ketika Lincoln bertanya apa yang terjadi, ia diberitahu bahwa tubuh kaku tersebut adalah tubuh presiden, yang dibunuh oleh seorang pembunuh.
Meskipun Lincoln menganggapnya hanya sebuah mimpi, namun kepada orang yang tengah menulis biography nya Lincoln mengatakan bahwa dirinya merasa terganggu oleh mimpi tersebut, dan 10 hari setelah mimpi tersebut ia masih merasa terganggu oleh mimpinya, hanya beberapa hari sebelum ia terbunuh.

Apakah Andrew Johnson Terlibat?
Wakil Presiden Andrew Johnson lolos dari "Konspirasi tingkat sederhana" Booth tanpa cedera sedikitpun. Dan tentunya Andrew Johnson pastilah memiliki motif dan motivasi untuk membunuh Lincoln. Jika Lincoln tewas maka Johnson lah yang menjadi presiden, Johnson juga memiliki keluhan terhadap Lincoln dimana Lincoln pernah melarangnya untuk masuk saat Hari Inagurasi dimana Johnson saat itu tengah mabuk berat dan berperilaku yang memalukan.(Johnson kemudian setelah menjadi Presiden, di Impeached/diturunkan oleh Kongres karena sikapnya yang dinilai berusaha untuk melemahkan kongres)

Kelihatannya bahwa Booth dan Andrew Johnson juga saling mengenal satu sama lain atau hanya perasaan Booth saja. Tujuh jam sebelum Booth menembak Lincoln, ia berhenti di hotel tempat Johnson menginap dan meninggalkan sedikit catatan buat Johnson, "Tidak ingin mengganggu anda" adalah kalimat yang ditulis Booth, lalu disambung, "Apakah anda dirumah? J Wilkes Booth" Ia meninggalkan catatan tersebut dikotak pos Johnson dan sekretaris pribadi Johnson bersaksi bahwa ia menemukan catatan Booth disana.
Sementara itu Mary Todd Lincoln sendiri percaya bahwa Andrew Johnson adalah otak dibalik pembunuhan suaminya, namun beberapa ilmuwan percaya bahwa Booth sengaja meninggalkan catatan tersebut dalam rangka untuk membuat Johnson menjadi terlibat dalam pembunuhan yang ia rencanakan di malam harinya.

Apakah ada keterlibatan Rotschild dalam kasus ini?
Keluarga Rotschild adalah keluarga yang paling berkuasa dan kuat dan tampaknya keluarga Rotschild sering dikaitkan dan menjadi pusat dari semua teori konspirasi yang berkembang didunia. Pembunuhan Lincoln dikatakan direncakan oleh keluarga Rotschild karena kebijakan keuangannya.
Ketika Lincoln membutuhkan uang yang cukup besar dalam perang saudara antara utara-selatan, Rotschild merupakan salah satu pihak yang menawarkan pinjaman dengan suku bunga yang tinggi. Lincoln menolak tawaran mereka dan menemukan pihak lain yang dapat membiayai perang sipil tersebut. Selain itu kebijakan proteksionis Lincoln akan membuat anak perusahaan Rotschild mengalami kesulitan. Jika mereka tidak dapat menerobos pintu masuk kedalam pemerintahan Amerika, disinilah theory berkembang, keluarga Rotschild akan lebih memilih untuk membunuh atau menyingkirkan orang tersebut dan melempar kembali dadu,berjudi bahwa penggantinya akan lebih mengakomodir kepentingan mereka.

18 Halaman Diary yang Hilang
Booth terkenal karena menyimpan sebuah diary, sebuah buku janji kecil berwarna merah, setelah Booth terlacak dan kemudian terbunuh, buku hariannya diperiksa, namun terdapat 18 halaman dari diary tersebut yang hilang (halaman yang hilang ini juga ada dalam film National Treasure, Book of Secret yang dibintangi Nicholas Cage)
Menurut beberapa laporan bahwa ke-18 halaman yang hilang itu ditemukan tersembunyi di dalam sebuah koper diloteng rumah Edwin Stanton. Edwin Stanton adalah sekretaris perang Lincoln, Stanton digambarkan sebagai orang yang haus akan kekuasaan, dan kemudian ia dituduh berusaha untuk menggelapkan, dan sebaliknya berbuat tidak sesuai dengan hukum dalam pengadilan terhadap Booth. Perlu dicatat bahwa pengadilan terhadap Booth tidak dilakukan di pengadilan sipil namun ia diadili oleh pengadilan militer dan oleh sebab itu pastilah merupakan wilayah hukum dibawah kekuasaan Stanton.
Konspirasi Stanton dipopulerkan oleh sebuah buku yang terbit tahun 1930an dan kemudian menjadi lebih populer oleh sebuah film di tahun 1977 yang berjudul "The Lincoln Conspiracy"


Dari berbagai sumber

Rabu, 21 Oktober 2015

STOP Sebagai Strategi Pengendali Politik Gaduh


Setahun lalu, bangsa Indonesia berhasil melaksanakan PILPRES 2014 dimana dalam pemilihan tersebut dimenangi oleh pasangan Ir. Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mengalahkan tokoh militer alumnus Kopassus Prabowo Subianto, kemenangan Jokowi-JK ini merupakan antitesa dari isu yang beredar, yaitu NKRI tidak akan lama dipimpin oleh tokoh yang lahir dari tokoh sipil. Tokoh sederhana nan bersahaja merupakan ciri khas yang dijual pasangan Jokowi-JK untuk menggaet hati rakyat dan metode ini cukup berhasil meraup suara terbanyak dalam pesta demokrasi 5 tahunan tersebut, seiring berjalannya waktu proses berjalannya era kepemimpinan Jokowi-JK saat ini banyak mendapat kritikan dari berbagai elemen masyarakat terkait beberapa permasalahan-permasalahan yang belum mampu diselesaikan pemerintahan baru baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, agama, dan bidang-bidang lainnya. Disamping itu, keberhasilan Jokowi-JK mengemban amanah dari rakyat sebagai kepala negara belum mampu menjawab ekspektasi masyarakat secara keseluruhan hal ini disebabkan oleh berbagai sikap lemah presiden dalam memimpin negara, sehingga agak kontradiktif dari apa yang menjadi slogan utama ketika mencalonkan diri kala PILPRES 2014 lalu “revolusi mental”.  Kemampuan rezim Jokowi-JK menjadi pemenang pada Pilpres 2014 lalu menjadi barometer baru dalam model kepemimpinan di Negara Kesatua Republik Indonesia ini, sosok sederhana, apa adanya, dan tampang pas-pasan menjadi kartu As tersendiri bagi Jokowi-JK. Namun jika kondisi ini disandingkan dengan beberapa tokoh nasional lainnya mungkin sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya apalagi jika ditilik melalui konsep ide dan gagasan tokoh-tokoh sebelumnya.
Indonesia merupakan negara besar yang memiliki ribuan suku dan bahasa yang berbeda-beda satu sama lain, bahkan dalam satu daerahpun terdapat beberapa macam suku-bahasa yang menyatu.
Dengan keberagaman ini lahirlah tokoh-tokoh nasional yang mampu menyatukan diri dalam tubuh NKRI, seperti Soekarno, Natsir, Hatta, Syafrudin Prawiranegara, dan tokoh-tokoh nasional lainnya adalah salah satu contoh dari segelintir kesuksesan pemimpin bangsa yang visioner, cerdas, dan memiliki attitude yang patut di contoh, digugu dan ditiru.
Kepemimpinan adalah faktor utama kunci kesuksesan suatu organisasi serta manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik akan diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi SDM organisasi agar dapat bersaing secara baik. Konsep kepemimpinan telah banyak ditawarkan para akademisi, politisi, maupun praktisi di bidang keorganisasian dan manajemen. Kepemimpinan tentu saja mengkaitkan aspek individual seorang pemimpin dengan konteks situasi di mana pemimpin tersebut menerapkan kepemimpinan.  Kepemimpinan juga memiliki sifat kolektif dalam arti segala perilaku yang diterapkan seorang pimpinan akan memiliki dampak luas bukan bagi dirinya sendiri melainkan seluruh anggota organisasi. Kepemimpinan juga menjadi salah satu ilmu terapan manajemen yang sangat menarik untuk dibicarakan setiap waktu karena kedinamisannya.
Sebelum memasuki materi kepemimpinan, perlu terlebih dahulu dibedakan konsep pemimpin (leader) dengan kepemimpinan (leadership). Pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi anggota kelompok atau organisasi guna mendorong kelompok atau organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya. Pemimpin menunjuk pada personal atau individu spesifik atau kata benda. Sementara itu, kepemimpinan adalah sifat penerapan pengaruh oleh seorang anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota lainnya guna mendorong kelompok atau organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
Degradasi Moral Bangsa
Tidak dipungkiri bahwa akhir-akhir ini bangsa Indonesia ditimpa berbagai permasalahan baik yang berasal dari domestik hinggga luar negeri, kasus korupsi yang merajalela, kasus pembakaran Masjid oleh Jamaah GIDI di Tolikara, dan berbagai persoalan-persoalan lainnya. Penyebab dari semua permasalahan ini adalah adanya kekurangtegasan pemerintah dalam melihat suatu permasalahan, selain itu adanya kongkalikong para elit politik dalam menyusun setiap anggaran pemerintah, dan memanfaatkannya hanya untuk kepentingan elit politik tersebut. Partai politik juga diyakini belom mampu memberikan contoh yang baik bagi masyarakat, hal ini bisa dilihat pada beberapa kasus korupsi yang menyeret pimpinan partai politk, selain itu kasus sengketa antara DPRD dan Gubenur DKI Jakarta beberapa bulan yang lalu memperlihatkan betapa buruknya potret kepemimpinan tanah air.                                                                                                                                                                                                                                                                                               Terkait dengan itu, Mahasiswa yang notabenenya memiliki tanggung jawab terhadap kondisi negara saat ini sudah selayaknya membahas dan mulai belajar tentang politik, dimana mahasiswa juga memiliki peranan yang sangat strategis yaitu sebagai agen of change dan sudah selayaknya mulAi memikirkan kondis kebangsaan dan kenegaraan yang sedang dirundung oleh berbagai problem politik. Dengan pembelajaran politik sejak dini diharapkan mampu menjadi barometer dalam melahirkan pemimpin yang negarawan, profesional, visioner, memiliki akhlak yang tinggi dan mampu menjawab berbagai persoalan-persoalan yang terjadi selama ini. 
STOP; Sebagai Strategi Pengendali Kekuasaan
Ketika seseorang menjadi pemimpin dalam sebuah lembaga, baik itu swasta ataupun nasional maka bukan tidak mungkin akan terhindar dari nuansa politik. Dengan politik seorang penguasa senantiasa akan berkuasa pada daerah kekuasaannya dan senantiasa selalu ingin mempertahankan kekuasaannya selama mungkin seperti yang terjadi di era Soeharto dlu.
Namun agar kepemimpinan seseorang terhadap suatu wilayah tidak seperti Soeharto, maka strategi STOP akan mampu menjadi penopang pengendali kekuasaan seseorang tersebut.
Stop memiliki singkatan strategy to overcom the powerpul atau dalam bahasa Indonesianya strategi untuk mengatasi penguasa. Istilah ini diperkenalkan oleh Mark Van Vugt dan Anjana Ahuja dalam bukunya yang sangat fenomenal berjudul Natural Leader, dalam buku tersebut penulis tersebut mengungkapkan cara yang paling pantas untuk mengatasi kekuatan penguasa adalah sebagai berikut;
1. Gosip, ternyata tindakan ini memiliki peranan besar dalam mengendalikan kekuasaan seseorang. Gosip adalah cara untuk mempertanyakan karakter seseorang dengan cara menyebarkan desas-desus negatif mengenai seorang pemimpin mengenai kekejian/kehidupan seksnya. Ternyata metode gosip sangat ampuh dalam meruntuhkan kepopuleran mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton ketika menjabat sebagai penguasa waktu itu. Ketika itu, beliau di gosipkan berselingkuh dengan pegawai magang di Gedung Putih yang bernama Monica Lewinsky. 2. Diskusi Publik, tidak dipungkiri jika penguasa sudah menampilkan kemelencengan dalam setiap tindakan/kebijakannya maka metode ini juga cukup ampuh digunakan sebagai STOP selanjutnya, melakukan diskusi publik atau kajian-kajian bagaimana cara yang efektif untuk mengontrol kebijakan tersebut dengan mengundang banyak orang. Implementasi modern kegiatan diskusi publik ini adalah sidang Parlemen/Senat, Rapat Umum, dan Rapat Pemegang Saham Tahunan. 3. Satire, Ketika seorang pemimpin terlewat batas dalam kesehariannya maka metode Satire ini memiliki cara yang efektif untuk mengontrol seorang penguasa. Satire adalah kritik langsung masyarakat yang dibumbui humor/canda bahkan ahli Antropologi ternama Kanada Ricard Lee menyebutkan bahwa "humor" dan produknya (tawa) merupakan cara hebat untuk meredakan ketegangan di dalam kelompok dan bisa melancarkan hubungan antara atasan dan bawahan. Bentuk kekinian satire bisa disaksikan pada serial Badut Istana pada media Inggris yang berjudul Have I Got News For You sebuah Panel Show yang mengkritik perilaku politisi setempat. 4. Sikap Ketidakpatuhan, Salah satu tindakan efektif sebagai pengontrol kekuasaan seseorang adalah dengan tidak mengikuti apa yang menjadi bagian (serangkaian) kebijakannya. Dalam kondisi yang lebih kelam, nuansa ketidakpatuhan bisa dilihat dari proses penggulingan seorang untuk turun dari jabatannya, sementara dalam kondisi yang lebih modern ketidakpatuhan dikenal dengan "bassnapping", yaitu penyanderaan manajemen untuk memprotes pengurangan pegawai. 5. Pembunuhan. sikap ini merupakan cara ampuh pengendali kekuasaan seseorang, metode kelima ini bisa disaksikan pada perilaku masyarakat Papua Nugini yang menhabisi/membunuh pemimpinnya (kepala suku) gara-gara sering menyalahgunakan hak istimewanya dalam setiap kebijakan.
Nah kira-kira begitulah cara (metode) pengontrol kekuasaan seorang pemimpin, mulai dari tingkatan paling lembut, sindiran hingga pembunuhan. Semua metode pengontrol kekuasaan/STOP bersifat ekstrem.
Sumber; Anjana, Ahuja & Mark Van Vugt, 2015. Natural Leader; Mengapa Sebagian Orang Menjadi Pemimpin dan yang Lain Menjadi Pengikut?

Ponzi Ekonomi; Prospek Indonesia Di Tengah Instabilitas Global

Dalam dinamika perekonomian modern, ketidakmampuan seseorang atau perusahaan membayar hutang merupakan fenomena yang sangat kompleks yang selalu  mengait-ngaitkannya dengan suatu faktor dengan faktor lainnya. Namun, perilaku semacam ini dikenal dengan istilah Ponzi, dan sejatinya bersifat alamiah.
Nama Ponzi sendiri berasal dari nama seorang  pengusaha mafioso asal Italia Selatan yang bermigrasi ke USA, namanya adalah Charles Ponzi. Beliau berbisnis dengan cara patgulipat usaha yang sama sekali tidak pernah riil sehingga berpotensi  besar mengalami kegagalan dan ketidakmampuannya dalam membayar hutang.
Ponzi Ekonomi pertama kali dipopulerkan oleh Hyman Minsky, seorang ekonom AS yang cukup progresif di bidangnya di era 1919-1996. Sempat dilupakan selama puluhan tahun, akhirnya pemikiran Minsky diakui dan dianggap relevan dengan kondisi perekonomian dunia saat ini terutama oleh para investor Wall Street pasca tragedi subprime mortgage. Sebagai tokoh pemikir ekonomi, Hyman Minsky sangat dipengaruhi oleh tokoh ekonom ternama seperti Schumpeter dan J.M Keynes.
Dalam konteks kekinian, Ponzi sendiri di terminolgikan untuk para pebisnis yang menjalankan usaha dengan cara patgulipat yang sama sekali tidak riil. Metafora ini menggambarkan kondisi perekonomian yang dikelola secara tidak hatihati sehingga berpotensi mengalami kegagalan karena ketidakmampuannya membayar hutang.
Secara garis besar itulah yang tersirat dalam buku "Ponzi Ekonomi; Prospek Indonesia Di Tengah Instabilitas Global". Buku ini ditulis oleh seorang penulis yang sangat populer, A. Prasetyantoko. Beliau sebelumnya pernah menulis buku best seller yang berjudul "Bencana Finansial". Buku yang berisi 200 halaman ini menggambarkan tentang situasi perekonomian global yang terjadi di USA dan krisis di beberapa negara Eropa. Namun secara garis besar membahas tentang perekonomian Indonesia yang sangat menjanjikan untuk berinvestasi, hal ini didasari oleh rekomendasi Morgan Stanley, CLSA, dan Standchart.
Buku yang di tetbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (PBK) sangat cocok untuk para mahasiswa, pengamat ekonomi, pelaku usaha (investor), pengambil kebijakan sampai masyarakat awam, karena secara garis besar pembahasannya sangat mudah dibaca, dipahami dan dicerna. (ZH)

Senin, 14 September 2015

Rubita, Harapan Baru Generasi Muda Masa Depan

Satu hal yang tak bisa dilupakan hari ini adalah berjumpa dengan orang-orang hebat yang tergabung dalam rumah belajar insan cita (rubita), rumah yang dijadikan tempat berhimpun generasi muda yang yang terlempar dari lingkungannya, termarjinalkan tanpa perhatian keluarga, masyarakat, hingga para generasi pendidik yang di cetak oleh Kampus sebelah serta pemerintahan Indonesia "Jokowi" yang konon katanya sangat merakyat itu.

Tulisan ini sengaja saya tulis dengan maksud mengkritisi berbagai krisis yang terjadi di masyarakat baik itu krisis akhlak, krisis kepedulian sosial, krisis ekonomi hingga krisis rasa malu masyarakat Indonesia yang konon katanya sangat santun, murah senyum, pengiba hingga terkenal dengan jiwa gotong royongnya. Lagi lagi saya tidak bisa menyalahkan siapapun karena sangat riskan sekali jika melemparkan kritikan ini pada orang lain. Secara subjektif saya, pemerintahlah yang gagal melindungi masyarakatnya dari berbagai serangan modernisme saat ini.

Kembali ke topik awal mengenai rubita, rubita merupakan aksi kepedulian sosial mahasiswa melihat realitas pendidikan yang kurang adil di masyarakat, lahir dari keresahan kader HMI Komisariat Unindra ketika nongkrong di warung Kopi samping parkiran motor kampus Univ. Indraprasta PGRI Jakarta melihat anak-anak kecil ngamen mencari uang demi bertahan hidup di Jakarta, keadaan ekonomilah yang menuntut sekaligus memaksa mereka bersikap seperti itu karena rata-rata orang tua mereka hanya pekerja kasar di Pasar Induk yaitu sebagai "Pengupas Kulit Bawang" para pemilik modal.

Karena berbackground pendidikan, sekumpulan Mahasisiwa kader HMI tersebut mengumpulkan dan menanyakan adik-adik yang sedang ngamen  tersebut "apakah mau diajak belajar atau tidak?" dan alhamdulilah adik-adik yang kini tergabung dalam rumah belajar insan cita (rubita) tersebut mengiyakan tawaran untuk belajar. Hingga pada awal pelaksanaan proses pembelajaran pertama pada
hari Minggu bulan ke dua bulan April lalu, para mentor berhasil mengumpulkan 40 orang siswa yang terdiri dari berbagai tingkatan umur mulai umur 6 tahun hingga 15 tahun. Proses belajar pertama dimulai di lapangan Parkiran Kampus Unindra PGRI yang beralaskan spanduk bekas demo dan berbagai kegiatan yang pernah diselenggarakan HMI Komisariat Unindra PGRI.

Hari terus berganti menjadi minggu dan berganti menjadi bulan hingga berjalan hingga saat ini namun tidak ada yang berubah, semangat dan senyuman rizki, revo, ega, vela, amey dan adik-adik yang lain masih terlihat meskipun beberapa adik-adik rubita mulai berkurang karena masih sibuk dengan tuntutan ibu untuk "ngamen". Namun para mentor dan pegiat rubita tak patah semangat untuk terus momotivasi adik-adik rubita, karena semua orang punya kesempatan dan masa untuk bahagia dan merasakan kesenangan (keluar dari ketertindasan, kebodohan, dan kemiskinan).

Hari terus berganti kemudian berganti lagi menjadi minggu dan terus berputar hingga berganti menjadi bulan suasana rubita tak ada yang berubah namun ada beberapa kabar baik yang tentunya menjadi penyemangat para mentor rubita, yaitu sekelompok gabungan preman yang dikelola "JAMRUD" menghibbahkan rumah kosong tak berpenghuni untuk operasional rumah belajar insan cita kedepan, namanya rumah kosong yang lama tak terpakai maka atapnyapun sudah tidak ada, hanya tinggal bangunan yang tinggal nunggu roboh. Kondisi ini menambah PR dan tanggung jawab para mentor untuk mempperbaikinya demi mewujudkan cita-cita mengurangi kebodohan dan buta aksara di lingkungan masyarakat.

Semoga aksi nyata kader HMI Komsat Unindra PGRI tersebut berhasil dan menuai hasil seperti apa yang menjadi cita-cita awal mereka demi mewujudkan masyarakat cerdas yang bebas dari kemiskinan, kebodohan, dan termarjinalkan.

Kami mengundang para pembaca untuk hadir dalam kegiatan belajar mengajar kami di rumah belajar insan cita (rubita) di Gang Haji Marta Jl. Raya Gedong Tengah RT 01 RW 12 Kelurahan Kampung Gedong Kec. Pasar Rebo Kode Pos 13760 atau lebih umumnya di kenal sebagai Kampung Copet Samping Parkiran Kampus B Unindra PGRI.

Agenda Rutin Rubita;
- Belajar Iqra' (mulai pukul 18.30 s.d.  19.50)
- Belajar Tulis, Membaca dan Game (setiap Minggu pukul 09.30 s.d 12.30)

Jumat, 28 Agustus 2015

Memory Karawang, Jangan Dilupakan



Canda, tawa, penuh kehangatan dan sesekali terlihat serius sepertinya menjadi tradisi yang dibangun oleh para peserta forum, kemudian tokoh populis yang paling ditonjolkan forum adalah Cak Muklis dengan ciri khas Kota Surabayanya yang ceplas-ceplos dan Kang Ikang yang bisa dibilang orang yang paling dikucilkan (mohon maaf sebelumnya, bukan niat untuk mendiskriminasikan).

Tepat pukul 02.00 pagi, MOT kanda Ii, Kanda Fajar, dan Kanda Afifudin mengakhiri kegiatan Training Intermediate hari ini. Namun kondisi suntuk dan ngantuk tak memengaruhi peserta untuk melanjutkan pembahasan Rencana Tindak Lanjut sebagai rekomendasi cabang Karawang untuk PB HMI terkait dengan relevansi gerakannya dalam konteks kekinian.

Beberapa menit kemudian pembahasan RTL tersebut berhasil disepakati dengan poin-poin sebagai berikut: ekonomi, kesehatan, pendidikan, hukum, sosial-budaya, dan politik. Kemudian setelah point-point tersebut disepaki, para peserta LK 2 pun dibagi berdasarkan point-point tersebut.

Malam terakhir

Canda tawa dan penuh kehangatan mungkin akan menjadi sejarah atau kenangan yang paling diingat dibenak para peserta, kebahagiaan tersebut akan menjadi memory untuk dikenang di masa mendatang namun a
pa daya waktu dan tempat membatasi pertemuan. Setiap ada pertemuan pasti ujungnya ada perpisahan, kira-kira begitulah ungkapan yang tepat untuk kondisi saat ini.

Namun perkawanan ini haruslah tetap bersatu dan kokoh dalam naungan HMI, ilmu dan pengetahuan yang didapat semoga bermanfaat dan segera diimplemntasikan di cabang dan komisariat masing-masing.

"Kemarin adalah kenangan, masa depan adalah perjuangan"

Zainul Hafizi, Komsat Unindra PGRI Cab. Jakarta Selatan
Fb; Amak Fizi Twitter; @FiziMosQ
Line, Path, Instagram; Zainul Hafizi

Memory Karawang, Jangan Dilupakan



Canda, tawa, penuh kehangatan dan sesekali terlihat serius sepertinya menjadi tradisi yang dibangun oleh para peserta forum, kemudian tokoh populis yang paling ditonjolkan forum adalah Cak Muklis dengan ciri khas Kota Surabayanya yang ceplas-ceplos dan Kang Ikang yang bisa dibilang orang yang paling dikucilkan (mohon maaf sebelumnya, bukan niat untuk mendiskriminasikan).

Tepat pukul 02.00 pagi, MOT kanda Ii, Kanda Fajar, dan Kanda Afifudin mengakhiri kegiatan Training Intermediate hari ini. Namun kondisi suntuk dan ngantuk tak memengaruhi peserta untuk melanjutkan pembahasan Rencana Tindak Lanjut sebagai rekomendasi cabang Karawang untuk PB HMI terkait dengan relevansi gerakannya dalam konteks kekinian.

Beberapa menit kemudian pembahasan RTL tersebut berhasil disepakati dengan poin-poin sebagai berikut: ekonomi, kesehatan, pendidikan, hukum, sosial-budaya, dan politik. Kemudian setelah point-point tersebut disepaki, para peserta LK 2 pun dibagi berdasarkan point-point tersebut.

Malam terakhir

Canda tawa dan penuh kehangatan mungkin akan menjadi sejarah atau kenangan yang paling diingat dibenak para peserta, kebahagiaan tersebut akan menjadi memory untuk dikenang di masa mendatang namun apa daya waktu dan tempat membatasi pertemuan. Setiap ada pertemuan pasti ujungnya ada perpisahan, kira-kira begitulah ungkapan yang tepat untuk kondisi saat ini.

Namun perkawanan ini haruslah tetap bersatu dan kokoh dalam naungan HMI, ilmu dan pengetahuan yang didapat semoga bermanfaat dan segera diimplemntasikan di cabang dan komisariat masing-masing.

"Kemarin adalah kenangan, masa depan adalah perjuangan"

Zainul Hafizi, Komsat Unindra PGRI Cab. Jakarta Selatan
Fb; Amak Fizi Twitter; @FiziMosQ
Line, Path, Instagram; Zainul Hafizi

Selasa, 28 Juli 2015

STOP; Strategi Untuk Mengatasi Penguasa

Stop memiliki singkatan strategy to overcom the powerpul atau dalam bahasa Indonesianya strategi untuk mengatasi penguasa. Istilah ini diperkenalkan oleh Mark Van Vugt dan Anjana Ahuja dalam bukunya yang sangat fenomenal berjudul Natural Leader, dalam buku tersebut penulis tersebut mengungkapkan cara yang paling pantas untuk mengatasi kekuatan penguasa adalah sebagai berikut;
  1. Gosip, ternyata tindakan ini memiliki peranan besar dalam mengendalikan kekuasaan seseorang. Gosip adalah cara untuk mempertanyakan karakter seseorang dengan cara menyebarkan desas-desus negatif mengenai seorang pemimpin mengenai kekejian/kehidupan seksnya. Ternyata metode gosip sangat ampuh dalam meruntuhkan kepopuleran mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton ketika menjabat sebagai penguasa waktu itu. Ketika itu, beliau di gosipkan berselingkuh dengan pegawai magang di Gedung Putih yang bernama Monica Lewinsky.
  2. Diskusi Publik, tidak dipungkiri jika penguasa sudah menampilkan kemelencengan dalam setiap tindakan/kebijakannya maka metode ini juga cukup ampuh digunakan sebagai STOP selanjutnya, melakukan diskusi publik atau kajian-kajian bagaimana cara yang efektif untuk mengontrol kebijakan tersebut dengan mengundang banyak orang. Implementasi modern kegiatan diskusi publik ini adalah sidang Parlemen/Senat, Rapat Umum, dan Rapat Pemegang Saham Tahunan.
  3. Satire, Ketika seorang pemimpin terlewat batas dalam kesehariannya maka metode Satire ini memiliki cara yang efektif untuk mengontrol seorang penguasa. Satire adalah kritik langsung masyarakat yang dibumbui humor/canda bahkan ahli Antropologi ternama Kanada Ricard Lee menyebutkan bahwa "humor" dan produknya (tawa) merupakan cara hebat untuk meredakan ketegangan di dalam kelompok dan bisa melancarkan hubungan antara atasan dan bawahan. Bentuk kekinian satire bisa disaksikan pada serial Badut Istana pada media Inggris yang berjudul Have I Got News For You sebuah Panel Show yang mengkritik perilaku politisi setempat.
  4. Sikap Ketidakpatuhan, Salah satu tindakan efektif sebagai pengontrol kekuasaan seseorang adalah dengan tidak mengikuti apa yang menjadi bagian (serangkaian) kebijakannya. Dalam kondisi yang lebih kelam, nuansa ketidakpatuhan bisa dilihat dari proses penggulingan seorang untuk turun dari jabatannya, sementara dalam kondisi yang lebih modern ketidakpatuhan dikenal dengan "bassnapping", yaitu penyanderaan manajemen untuk memprotes pengurangan pegawai.
  5. Pembunuhan. sikap ini merupakan cara ampuh pengendali kekuasaan seseorang, metode kelima ini bisa disaksikan pada perilaku masyarakat Papua Nugini yang menhabisi/membunuh pemimpinnya (kepala suku) gara-gara sering menyalahgunakan hak istimewanya dalam setiap kebijakan.


Nah kira-kira begitulah cara (metode) pengontrol kekuasaan seorang pemimpin, mulai dari tingkatan paling lembut, sindiran hingga pembunuhan. Semua metode pengontrol kekuasaan/STOP bersifat ekstrem.

Sumber;
Anjana, Ahuja & Mark Van Vugt, 2015. Natural Leader; Mengapa Sebagian Orang Menjadi Pemimpin dan yang Lain Menjadi Pengikut?. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Lebaran 1436 H; Momentum Pererat Silaturrahmi dan Orientasi Diri

Sekitar 05.47 wib kumandang takbir berkumandang dimana-mana, nuansa Jakarta hari ini jauh dari sebelumnya yang ramai dengan suara deru kendaraan atau kemacetan diberbagai pelosok termasuk jalan menuju Masjid Sunda Kelapa. Predikat kota macet agaknya kurang tepat untuk menggambarkan Jakarta hari ini maklum bertepatan dengan hari kemenangan umat muslim sehabis berpuasa selama sebulan, yaitu "Momentum Hari Raya Idul Fitri 1436 H".  Semua ummat Islam tak terkecuali masyarakat penghuni "Sarang Dipo" berbondong-bondong menuju ke lokasi (Red; Masjid Sunda Kelapa). Sesampai di masjid, kamipun mengambil posisi masing-masing dan khidmat mengikuti setiap alur rangkaian acara sholat Id. Ada yang tertidur, menangis, dan adapula yang biasa-biasa saja mendengar khutbah Sholat Id.

Sedikit informasi mengenai "Sarang Dipo", tempat ini merupakan sebutan untuk Markas HmI yang lama, berlokasi di Jalan Diponegoro No. 16A Menteng Jakarta Pusat. Awal penyebutan istilah "Sarang Dipo" belum diketahui pasti namun yang jelas tempat ini memang cukup familiar dengan sebutan tersebut oleh kalangan para aktivis HmI. Gedung "Sarang Dipo" merupakan lokasi bersejarah yang menjadi simbol kebanggaan kader HmI (Himpunan Mahasiswa Islam), tempat yang selalu menjadi dambaan semua kader HmI untuk tinggal meskipun hanya beberapa waktu. Dulunya tempat ini menjadi markas alias kantor pusat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam sebelum pindah ke Jl. Sultan Agung No. 25A Guntur, Jakarta Selatan (ketika cerita ini ditulis, para senior-senior yang sedang menjabat sebagai Pengurus  Besar HmI masih ditinggal disini, Red; "Sarang Dipo"). "Sarang Dipo" sendiri pernah ditempati oleh tokoh-tokoh intelektual nasional seperti Cak Nur (Nurcholis Madjid), Ridwan Saidi, Cak Anas (Anas Urbaningrum), Bahlil L Hadalia (Ketua HIPMI), dan masih banyak lagi tokoh-tokoh nasional lainnya yang tidak disebutkan.

08.30 Wib

Pelaksanaan sholat Id sudah kelar, rombongan penghuni "Sarang Dipo" kembali ke sarangya semula, ada Bang Benni, Bang Ipnu, Bang Ancez, Putra, dan Fizi. Namun ketika hendak keluar masjid terjadi peritiwa klasik yang mungkin sering dialami jamaah masjid seluruh Indonesia, yaitu rombongan "Sarang Dipo" kehilangan sendalnya. Kali ini yang berkesempatan menjadi korbannya adalah Bang Benni. (hehehe.. Sabar Bang, Jangan Marah, Harus Merelakan dan Saling Memaafkan).

Sesampai di "Sarang Dipo" kamipun saling berjabat tangan dengan para penghuni yang lebih awal sampai. Sembari menunggu Bang Arif Rosyid (Ketua Umum PB HMI) untuk berziarah ke tempat mertua Wakil Presiden Jusuf Kalla, para penghuni "Sarang Dipo" memanfaatkan waktu bersalam sapa dengan keluarga melalui handponenya, ada yang menangis rindu kampung halaman, ada yang berfoto ria, dan sebagainya.



Sekitar jam 9an WiB rombongan penghuni "Sarang Dipo" bergegas menuju rumah mertua pak Jusuf Kalla, kebetulan di tempat tersebut ada bang Arif. Kemudian dilanjutkan menuju rumah beberapa tokoh nasional seperti Kakanda Dr. Harry Azhar Azis (Alumni HmI yang sedang menjabat sebagai ketua BPK priode 2014-2019), Kakanda Zulkifli Hasan, Setyo Novanto, Kakanda Anies Baswedan, Kakanda Akbar Tandjung, dan Kakanda Bahlil L Hadalia (Ketua HIPMI Priode 2015-2018).

Demikian kisah momentum lebaran tahun ini, nuansa sederhana tanpa keluarga besar masing-masing dan sangat berbeda dengan momentum lebaran sebelum-sebelumnya. #yakusa!!

Rabu, 08 Juli 2015

Saham Pengertian dan Jenis-jenisnya

Bagi anda pengusaha atau mahasiswa Ekonomi istilah "saham" mungkin sudah tidak asing lagi dipendengaran anda. Namun bagi anda yang baru mendengar atau sudah mengetahui istilah ini (Red; saham) namun lupa maknanya maka mudah-mudahan artikel yang saya susun ini bisa membantu ingatan anda tentang saham.

Istilah saham umumnya diartikan sebagai  tanda bukti penagambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan sahamnya akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanam yang permanen. Karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.

Sedangkan hampir senada dengan itu, menurut Fakhruddin (2006:3) menyebutkan bahwa saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan.
Lain lagi, menurut ilmuan ekonomi menyepakati pengertian saham diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT) saham juga di identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu PT yang diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas deviden dan lain-lain sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tersebut.

Menurut Simamora (2000; 448) dengan adanya saham tersebut memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak menentukan menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang sahampun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut. Modal saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya.

Jenis Saham.
Seperti yang saya lontarkan sebelumnya bahwa kategori saham itu terbagi menjadi dua kategori yaitu sebagai berikut;
1. Saham berdasarkan hak tagihan (klaim),
Saham biasa, Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang saham preferen. Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara (Jogianto, 2000:58).
Saham atas nama (registered stocks), Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini memuat nama pemiliknya dan nama ini akan tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus menempuh prosedur tertentu yang harus dipenuhi. Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila saham ini hilang maka cukup memberitahukan kepada perusahaan untuk meminta penggantian.
2. Jenis saham berdasarkan hak tagihan (klaim)
Saham biasa (common stocks), Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang saham preferen. Biasanya pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum pemegang saham. Terkadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara (Jogianto, 2000:58).
Saham preferen (prefered stock), Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi pemegang saham biasa. Saham preferen disebut juga dengan saham istimewa sebab mempunyai banyak keistimewaan. Biasanya keistimewaan ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuiditas. Saham Preferen, merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).

Demikian kira-kira penjelasan saham dan jenis-jenisnya, semoga artikel ini memberikan manfaat yang besar bagi anda.

Refrensi
Fakhrudin, Purwanto, wiji dan Hendy, 2006. Mengenal Permodalan, Salemba Empat. Jakarta
Jugianto, 2000. Teori Portofolio dan analisis investasi. BPFE UGM. Yogyakarta
Simamora, Henry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, jilid II, cetakan pertama, Salemba Empat. Jakarta
Ryadi, Muchlisin. 2012 dalam http://www.kajianpustaka.com/2012/12/pengertian-dan-jenis-jenis-saham.html?m=1 diunduh pada 9 Juli 2015 pukul 1.57 wib

Opini Audit, Barometer Laporam Keuangan Lembaga

Mendengar istilah WDP atau WTP mungkin tidaklah asing dipendengaran anda, istilah tersebut sangat populer selama dua priode pergantian kepemimpinan Jakarta (Rezim Jokowi & Ahok) maklum istilah ini di populerkan kembali gara-gara ketidakmampuan kedua rezim tersebut meraih WTP seperti era-era sebelumnya dan bukti kegagalan keduanya gagal memimpin DKI Jakarta. Bayangkan saja memasuki bulan ke 7 ini (tahun 2015) penyerapan anggaran DKI hanya 20% sementara seharusnya di pertengahan tahun biasanya penyerapan tersebut bisa diramalkan 60%.

WDP atau WTP merupakan bagian dari opini audit yang dikeluarkan oleh lembaga pengawas keuangan negara (dalam hal ini BPK), menurut Ardiyos (dalam Kamus Standar Akuntansi, 2007) opini audit adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan.

Sedangkan menurut Tobing  opini audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa (Kamus Istilah Akuntansi, 2004).

Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.

Lalu apa kaitannya dengan WDP, WTP dan lain-lainnya dengan opini audit?

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, opini audit adalah suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Sedangkan WDP/WTP merupakan bagian/jenis dari opini audit tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut akan dipaparkan mengenai jenis-jenis opini audit tersebut;
WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), dalam audit tersebut auditor tidak menemukan kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku (SAK)
Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion), pendapat yang diberikan ketika suatu keadaan tertentu yang tidak berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar. Keadaan tertentu yang dimaksud bisa berasal dari Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor independen lain, Karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan dibuat menyimpang dari SAK, dan Laporan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit.
Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), pendapat yang diberikan ketika laporan keuangan dikatan wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu penyimpangan/ kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus dikecualikan.
Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion), pendapat yang diberikan ketika laporan secara keseluruhan ini dapat terjadi apabila auditor harus memberi tyambahan paragraf untuk menjelaskan ketidakwajaran atas laporan keuangan, disertai dengan dampak dari akibat ketidakwajaran tersebut, pada laporan auditnya.
Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion), pendapat yang diberikan ketika ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAI. Pembuatan laporannya auditor harus memberi penjelasan tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak memberi pendapat.

Kira-kira begitulah penjelasannya terkait WDP, WTP dan lain-lainnya dalam opini audit.

IMPERIALISME KEBUDAYAAN : KITA TAK PERNAH MERDEKA Tinjauan Singkat Gejala Pos Kapitalisme

IMPERIALISME KEBUDAYAAN : KITA TAK PERNAH MERDEKA Tinjauan Singkat Gejala Pos Kapitalisme

"Mungkin saat bangsa kita paling merdeka adalah saat Gadjah Mada mempersatukan seluruh nusantara dalam kerajaan Majapahit atau saat Sriwijaya menguasai seluruh wilayah nusantara. Lepas dari penjajahan Belanda, kita masuk ke penjajahan Jepang, seterusnya tulisan ini akan menguraikan bentuk–bentuk penjajahan yang kita alami pasca proklamasi kemerdekaan RI. Bila kita memandang sejarah kehidupan bangsa kita, dulu, kini, dan yang akan datang, ternyata bangsa kita, sebagai salah satu negara dunia ketiga, selalu jadi vektor syahwat imperialisme bangsa-bangsa Barat yang cenderung mengeksploitasi bangsa kita dengan berbagai dalih yang membuai. Kita lihat pengkategorian dan analisis dalam tulisan ini"

Begitulah kira-kira petikan tulisan yang tertera dalam sebuah artikel yang sangat menarik untuk dikupas pada edisi puasa ini. Cuplikan judul, tema dan tulisan diatas sengaja penyusun tidak merubahnya sedikitpun karean untuk menghindari nilai esensi tulisan tersebut. Sebelum melanjutkannya ke pembahasan, penyusun ucapkan terima kasih banyak kepada penulis artikel tersebut.

Menarik memang jika mengkaji lebih dalam apa yang tertera dalam artikel tersebut, sehingga setelah membacanya secara keseluruhan maka ada beberapa bagian yang menjadi priode babakan penjajahan/imperialisme di Indonesia, dinataranya;
1. Imperialisme Kuno; Babakn baru Penjajahan Indonesia.
Era ini ditandai dengan masuknya belanda melalui VOC nya pada tahun 1602 lalu hingga masuknya zaman Jepang di era PD 2 1942. Zaman ini ditandai dengan politik devite et empera Belanda pada masyarakat Indonesia pada waktu itu dan misi Gold, God n Gospel.
2. Imprealisme dengan Dalih Demokratisasi
Dengan bangkitnya kesadaran sebangsa Indonesia, senasib sepenanggungan sebagai korban penjajahan Belanda dan Jepang, negara Indonesia pun berdiri. Pada fasa ini, banyak bangsa-bangsa juga baru terlepas dari kolonialisme. Hal ini mendorong diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika dan hal ini mengilhami pula keinginan untuk tidak terlibat dalam perselisihan perang dingin warisan Perang Dunia II, antara Blok Barat (North Atlantic Treaty Organization) dan blok Barat (pakta Warsawa), dengan mendirikan organisasi Non-Blok. Di Eropah sendiri terus berkembang pemikiran-pemikiran akan Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokratisasi. Berkembanglah demokrasi liberal di Barat dan berkembang pula demokrasi a la komunis di Uni Sovyet. Kedua pakta ini berusaha untuk mempengaruhi banyak negara-negara dunia ketiga yang masih muda untuk mencoba menerapkan pola pemerintahan negara demokratis. Bangsa Indonesia sendiri selama ini terbiasa dengan pemerintahan feodalistik monarki. Hal ini terlihat dengan bentuk-bentuk pemerintahan kita sebelum era penjajahan. Di Kerajaan Singosari, misalnya, pergantian kekuasaan selalu berdarah, dengan kudeta. Mentalitas rakyat pun masih sangat memperhatikan kultus individu. Rakyat selalu terbuai dengan mimpi-mimpi akan datangnya Ratu Adil yang memerintah dengan arif dan bijaksana. Tidak ada suatu inisiatif dari rakyat untuk menyepakati bersama pola pemerintahan negara di mana keadilan diatur dengan mekanisme peraturan dan perundangan yang disepakati bersama. Rakyat masih merasa tabu untuk melakukan protes dan kritik terhadap pemimpinnya. Hal ini dimanfaatkan dalam pemerintahan Soekarno dan Soeharto. Soekarno benar-benar menjadi kultus individu bangsa Indonesia pada masa Orde Lama. Ia menjadi raja di tengah-tengah bangsa yang sedang belajar berdemokrasi, lebih jauh, ia dinobatkan sebagai presiden seumur hidup. Proses pergantian rezim Orde Lama ke Orde Baru yang berdarah (peristiwa G-30S/PKI) ternyata melahirkan rezim baru Orde Baru yang tak kalah feodalnya hanya berbeda merk dan polanya. Selama 32 tahun Indonesia melakukan pembangunan infrastruktur bangsa tanpa sedikitpun memperhatikan pembangunan suprastruktur masyarakatnya. Tiga dekade lebih ini melahirkan pola kebudayaan mentalitas priyayi di hampir seluruh lapisan dan kalangan masyarakat bangsa Indonesia. Contoh yang tak asing lagi bagi kita, telepon umum dibangun untuk kemudian beberapa hari kemudian dirusak, untuk menjadi anggota DPR/MPR harus mengeluarkan sekian juta rupiah, bukannya menawarkan orientasi program yang meyakinkan rakyat, sogok-menyogok, dan banyak contoh-contoh lain yang menggambarkan bobroknya sistem kemasyarakatan kita mulai dari Presiden hingga tukang sapu jalanan.
3. Ancaman Imperialisme Kebudayaan
Jatuhnya rezim komunis di tengah kancah perang dingin telah menyebabkan kapitalisme merasa di atas angin. Bangkitlah pola-pola neo-kapitalisme dan neoliberalisme di tengah-tengah dunia. Di tengah-tengah masyarakat industri dunia saat ini, berkembang berbagai industri, mulai dari industri entertainment (hiburan) hingga barang-barang berat. Kuantitas variasi jenis industri sedemikian tingginya sehingga dibutuhkan pasar yang semakin luas pula. Pasar yang disoroti tentu saja tempat di belahan dunia di mana terjadi hiper-akselerasi modernisasi, namun belum memiliki masyarakat industri sebagaimana di Barat, tak lain adalah negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Ada gejala baru pola perindustrian pada masa sekarang. Jika sebelum renaissance (abad ke-13 M) segala proses produksi lebih berpolakan “form follows meaning”, artinya bentuk hasil produksi mengikuti makna dari produk tersebut. Contohnya kursi dibuat untuk duduk. Namun dengan berkembangnya perindustrian terjadi gejala baru, yakni “form follows function”, artinya segala bentuk hasil produksi dibuat berdasarkan fungsinya. Contohnya kursi dibuat dengan beberapa fungsi khusus, kursi santai, kursi untuk bekerja, dan sebagainya. Namun gejala budaya saat ini menampilkan pola produksi yang “form follows fun”, contohnya kursi untuk fungsi apa pun harus dapat menyenangkan si pemakai/konsumen1. Lebih lanjut, terjadilah bentuk-bentuk industri yang menawarkan kesenangan bagi pemakai, terjadilah industri pola baru yang tidak hanya menawarkan barang produksi, namun barang produksi dengan intensitas fun yang ditawarkannya (ecstasy). Pada kondisi ini, ideologi memiliki kecenderungan berubah menjadi imagologi, yakni penciptaan realitasrealitas baru dalam kehidupan. Lihat saja berbagai bentuk aplikasi virtual-reality yang ada sekarang, melalui game-game komputer, film-film, dan berbagai efekefek multimedia dan sibernetika lainnya2. Gejala neo-kapitalisme saat ini menciptakan berbagai kebutuhan-kebutuhan baru dalam masyarakat yang pada hakikatnya tidak memiliki esensi yang sedemikian mendalam dalam kehidupan. Contohnya, dahulu, rekreasi bukanlah suatu kebutuhan pokok, namun gejala budaya yang berkembang saat ini menempatkan rekreasi sebagai suatu kebutuhan pimer bagi manusia. Ini yang disebut-sebut sebagai “penipuan massa” (mass deception)4. Ada suatu gejala timbulnya industri kebudayaan (culture industry). Budaya saat ini bukan lagi faktor penentu proses produksi, namun budaya dapat diciptakan dalam proses produksi. Ada yang mengatakan bahwa dengan semakin banyak merk yang beredar maka kita akan lebih bebas dalam menentukan pilihan. Itu sebabnya di Amerika Serikat diberlakukan UU anti monopoli, sehingga variasi bukan hanya di jenis barang, namun dalam barang yang sama terdapat berbagai merk yang berbeda. Di sini ada gejala negatif, yakni bahwa pada dasarnya kita tidak bebas memilih, sebab kebebasan dalam memilih itu terdapat di dalam keterbatasan pilihan yang ada3. Kita toh tidak bisa memilih saluran televisi di luar TVRI, RCTI, SCTV, Indosiar, dan ANTeve dengan antena yang bukan parabola, bukan ? Artinya biarpun kita bebas sebebas-bebasnya menekan remote control televisi, kita tidak bisa melakukan pilihan di luar kelima saluran televisi tersebut. Kita terbatas dalam kebebasan kita. Hebatnya lagi, kebutuhan menonton televisi telah sedemikian penting. Kita terjebak dalam kebutuhan yang sangat tinggi akan menonton televisi, sementara pilihan hanya lima ! Di saat bangsa kita masih terseok-seok dengan berbagai pergolakan budaya transformasi dari masyarakat feodal ke masyarakat demokratis dan dari masyarakat agrikultural ke masyarakat industri, bertiup pula badai konsumerisme di tengah-tengahnya, dan lagi-lagi ini sangat mendukung pola penjajahan tahap ketiga : Imperialisme Kebudayaan, la culturische nation. Dengan dalih pembudayaan dan penyerahan segala sesuatu kepada mekanisme pasar (pasar bebas), ia ternyata melakukan penghisapan dengan investasi berbagai nilai budaya yang kita sendiri belum tentu siap menerimanya. Kecenderungan materialisme dan konsumerisme sangat tinggi, sementara pemikiran tentang esensi dan dialektika atas esensi eksistensi yang ada, rendah sekali. Akibatnya lahirlah generasi-generasi bisu di negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Lahirlah generasi yang hanya tahu mengikuti flow mode dan kecenderungan umum yang ada. Timbullah generasi MTv, generasi Doraemon, generasi Juventus, generasi Boyzone, dan sebagainya. Olahraga sepakbola tidak hanya sekadar olahraga, melainkan terkomodifikasi menjadi suatu bentuk entertainment (hiburan) yang menawarkan merk-merk klub-klub sepakbola. Imagologi4 menjadi semacam ideologi dan membentuk realitas-realitas baru dalam pola pikir generasi saat ini. Ini semuanya menjadi semacam ecstasy yang menyunat segala bentuk kreativitas swa-produksi generasi muda. Bentuk-bentuk imagologi ini melumpuhkan mentalitas dan identitas (dalam pengertian kepribadian) dari generasi muda dunia ketiga, bahkan lebih jauh melunturkan suatu semangat nasionalisme yang membangun negeri ini.

Jika kondisi negara terus seperti ini, lalu kemana langkah dan arah gerakan pemudanya??

Opini Audit; Jenis dan Tahapannya.


Opini audit adalah suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksanaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Auditor ini bisa berasal dari BPK, KPK, Dinas Perpajakan, dan Lembaga Auditor keuangan yang sejenisnya.

Adapun jenis opini audit ini terbagi menjadi 5 bagian yaitu (Menurut Standar Profesional Akuntan);
  • Opini Wajar Tanpa Pengecualian, pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing, auditor tidak menemukan kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku.
  • Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan, pendapat yang diberikan ketika suatu keadaan tertentu yang tidak berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar.
  • Opini Wajar Dengan Pengecualian, pendapat yang diberikan ketika laporan keuangan dikatan wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu penyimpangan/ kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus dikecualikan
  • Opini Tidak Wajar, Pendapat yang diberikan ketika laporan secara keseluruhan ini dapat terjadi apabila auditor harus memberi tyambahan paragraf untuk menjelaskan ketidakwajaran atas laporan keuangan, disertai dengan dampak dari akibat ketidakwajaran tersebut, pada laporan auditnya.
  • Opini Tidak Memberikan Pendapat, Pendapat yang diberikan ketika ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAI. Pembuatan laporannya auditor harus memberi penjelasan tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak memberi pendapat

Selanjutnya, sebelum auditor memberikan pendapat (opininya), seseorang auditor harus melaksanakan tahap-tahap audit. Adapun tahap-tahapnya menurut Arens etal (2008:132) yaitu sebagai berikut:
  • Perencanaan dan pencanangan pendekatan audit.
  • Pengujian pengendalian dan transaksi.
  • Pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.
  • Penyelesaian dan penerbitan laporan audit.

Daftar Pustaka

Ardiyos. 2007. Kamus Standar Akuntansi. Citra Harta Prima: Jakarta.
Arens, A.A, Elder, R, J. A and Beasley, M.S. 2003. Auditing and Assurance Service: An Intergrated Approach. Ninth Edition. Prentice Hall. New Jersey.
IAI. 2002. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat: Jakarta.
IAI. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.
Riduan Tobing dan Nirwana. 2004. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Atalya Rileni Sucedo.
Ryadi, Muchlisin. 2013. http://www.kajianpustaka.com/2013/10/pengertian-dan-jenis-jenis-opini-audit.html?m=1 diunduh 08/07/2015 pukul 14.51

Kajian Dwi Mingguan: Konsep Negara Kesejahteraan



Gagasan yang dimiliki setiap politisi di parlemen dan pejabat pemerintahan akan sepaham mengenai cita-cita membangun sebuah pemerintahan negara yang bertujuan menciptakan kesejahteraan rakyat. Tema yang selalu menjadi grand narrative dalam wacana publik dan perdebatan politik. Di setiap penyelenggara pemerintahan (eksekutif dan legislatif) sepakat membangun negara kesejahteraan merujuk konsep orisinal, yang semula berkembang di Eropa Barat (Inggris, Jerman) dan negara-negara Skandinavia (Finlandia, Swedia, Norwegia). Jika memiliki kesamaan cita-cita membangun negara kesejahteraan, namun dalam banyak hal yang amat fundamental pihak legislatif sering berseberangan dengan eksekutif, terutama berkenaan dengan policy prescriptions, dalam membangun perekonomian negara.
Tema kesejahteraan rakyat yang selalu mengemuka dalam perdebatan publik lebih banyak retorika politik, yang berangkat dari interpretasi sepihak, baik di kalangan pejabat pemerintah maupun politisi di parlemen. Dalam konteks ini, perlu menyimak ulang ide negara kesejahteraan dengan merujuk pemikir-pemikir klasik antara lain Asa Griggs, The Welfare state in Historical Perspective (1961); Friedrich Hayek, The Meaning of the Welfare state (1959); dan Richard Titmuss, Essays on the Welfare state (1958).

Buku Titmuss ini bisa dibilang karya magnum-opus yang secara mendalam mengupas ide negara kesejahteraan sebagai berikut: "a welfare state is a state in which organized power is deliberately used through politics and administration in an effort to modify the play of market forces to achieve social prosperity and economic well-being of the people".
Pemikiran tersebut dapat disarikan menjadi tiga hal esensial. Pertama, negara harus menjamin tiap individu dan keluarga untuk memperoleh pendapatan minimum agar mampu memenuhi kebutuhan hidup paling pokok. Kedua, negara harus memberi perlindungan sosial jika individu dan keluarga ada dalam situasi rawan/rentan sehingga mereka dapat menghadapi social contigencies, seperti sakit, usia lanjut, menganggur, dan miskin yang potensial mengarah ke atau berdampak pada krisis sosial. Ketiga, semua warga negara, tanpa membedakan status dan kelas sosial, harus dijamin untuk bisa memperoleh akses pelayanan sosial dasar, seperti pendidikan, kesehatan, pemenuhan gizi (bagi anak balita), sanitasi, dan air bersih.
Merujuk tiga gagasan itu, jika dikaitkan dengan masa kini adalah pergeseran pada sistem pemerintahan demokratis dan terlembaga, institusionalisasi politik dan lembaga-lembaga pemerintahan yang menjadi ciri negara demokrasi modern harus dan terus berproses menuju konsolidasi. Arah dan perkembangan peran negara telah terjadi sebagai akibat proses modernisasi dan demokratisasi sistem pemerintahan negara. Faham negara mengalami perkembangan dari Political state menjadi Legal state dan akhirnya Welfare state. Ketiga faham tersebut semuanya memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki negara sebagai penentu kehendak terhadap aktifitas rakyat yang dikuasainya. Negara “Welfare state” muncul sebagai jawaban atas ketimpangan sosial yang terjadi dalam sistem ekonomi liberal. Pada faham Negara Kesejahteraan sudah dikenal adanya pembagian (distribution) dan pemisahan (separation) kekuasaan. Negara memiliki freies ermessen, yaitu kebebasan untuk turut serta dalam seluruh kegiatan sosial, politik dan ekonomi dengan tujuan akhir menciptakan kesejahteraan umum (bestuurszorg).
Negara kesejahteraan adalah suatu bentuk pemerintahan demokratis yang menegaskan bahwa negara bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat yang minimal, bahwa pemerintah harus mengatur pembagian kekayaan negara agar tidak ada rakyat yang kelaparan, tidak ada rakyat yang menemui ajalnya karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit. Dapat dikatakan bahwa negara kesejahteraan mengandung unsur sosialisme, mementingkan kesejahteraan di bidang politik maupun di bidang ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa negara kesejahteraan mengandung asas kebebasan (liberty), asas kesetaraan hak (equality) maupun asas persahabatan (fraternity) atau kebersamaan (mutuality). Asas persahabatan atau kebersamaan dapat disamakan dengan asas kekeluargaan atau gotong royong.
Dalam bidang ekonomi, ada 4 fungsi negara, yaitu sebagai penjamin (provider) kesejahteraan rakyat, negara sebagai pengatur (regulator), negara sebagai pengusaha (entrepreneur) atau menjalankan sector-sektor tertentu melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan negara sebagai wasit (umpire) untuk merumuskan standar-standar yang adil mengenai sektor ekonomi termasuk perusahaan negara (state corporation). Fungsi negara seperti yang dikatakan oleh W. Friedmenn tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya dalam faham negara kesejahteraan negara boleh campur tangan dalam bidang perekonomian. Berbeda dengan negara kesejahteraan, negara penjaga malam berpendirian bahwa pemerintah sebaiknya tidak ikut campur dalam bidang perekonomian. Doktrinnya Laissez Faire (Leave it -economic system- alone), yakni ajaran yang menyatakan bahwa kesejahteraan rakyat dapat meningkat bila pemerintah tidak ikut campur mengurusi perekonomian. Semboyannya adalah "Pemerintah yang terbaik adalah pemerintah yang tidak mencampuri urusan perekonomian" (The least government is the best government). Ideologi utama negara penjaga malam adalah unsure kapitalisme.

Secara historis konstitusional melalui penelaahan terhadap semua UUD yang pernah dimiliki Indonesia dapat dibuktikan bahwa negara hukum Indonesia menganut faham negara kesejahteraan. Adanya demokrasi ekonomi yang menjadi ciri khas dari negara kesejahteraan tercermin juga pada Penjelasan UUD 1945 Pasal 33.

Refrensi;
Amich Alhumami, Retorika Negara Kesejahteraan, Harian Kompas.
Mahfud Marbun, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta, 1987.
RMAB Kusuma, Negara Kesejahteraan dan Jaminan Sosial, Jurnal Konstitusi, Vol.3, Februari 2006, Mahkamah Konstitusi, Jakarta, 2006.
Wofgang Friedman, The State and The Rule of Law ini a Mixed Economy, Stevens and Sons, London, 1971.
Moh. Mahfud MD, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, Pustaka LP3ES, Jakarta, 2006.