Sekitar 05.47 wib kumandang takbir berkumandang dimana-mana, nuansa Jakarta hari ini jauh dari sebelumnya yang ramai dengan suara deru kendaraan atau kemacetan diberbagai pelosok termasuk jalan menuju Masjid Sunda Kelapa. Predikat kota macet agaknya kurang tepat untuk menggambarkan Jakarta hari ini maklum bertepatan dengan hari kemenangan umat muslim sehabis berpuasa selama sebulan, yaitu "Momentum Hari Raya Idul Fitri 1436 H". Semua ummat Islam tak terkecuali masyarakat penghuni "Sarang Dipo" berbondong-bondong menuju ke lokasi (Red; Masjid Sunda Kelapa). Sesampai di masjid, kamipun mengambil posisi masing-masing dan khidmat mengikuti setiap alur rangkaian acara sholat Id. Ada yang tertidur, menangis, dan adapula yang biasa-biasa saja mendengar khutbah Sholat Id.
Sedikit informasi mengenai "Sarang Dipo", tempat ini merupakan sebutan untuk Markas HmI yang lama, berlokasi di Jalan Diponegoro No. 16A Menteng Jakarta Pusat. Awal penyebutan istilah "Sarang Dipo" belum diketahui pasti namun yang jelas tempat ini memang cukup familiar dengan sebutan tersebut oleh kalangan para aktivis HmI. Gedung "Sarang Dipo" merupakan lokasi bersejarah yang menjadi simbol kebanggaan kader HmI (Himpunan Mahasiswa Islam), tempat yang selalu menjadi dambaan semua kader HmI untuk tinggal meskipun hanya beberapa waktu. Dulunya tempat ini menjadi markas alias kantor pusat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam sebelum pindah ke Jl. Sultan Agung No. 25A Guntur, Jakarta Selatan (ketika cerita ini ditulis, para senior-senior yang sedang menjabat sebagai Pengurus Besar HmI masih ditinggal disini, Red; "Sarang Dipo"). "Sarang Dipo" sendiri pernah ditempati oleh tokoh-tokoh intelektual nasional seperti Cak Nur (Nurcholis Madjid), Ridwan Saidi, Cak Anas (Anas Urbaningrum), Bahlil L Hadalia (Ketua HIPMI), dan masih banyak lagi tokoh-tokoh nasional lainnya yang tidak disebutkan.
08.30 Wib
Pelaksanaan sholat Id sudah kelar, rombongan penghuni "Sarang Dipo" kembali ke sarangya semula, ada Bang Benni, Bang Ipnu, Bang Ancez, Putra, dan Fizi. Namun ketika hendak keluar masjid terjadi peritiwa klasik yang mungkin sering dialami jamaah masjid seluruh Indonesia, yaitu rombongan "Sarang Dipo" kehilangan sendalnya. Kali ini yang berkesempatan menjadi korbannya adalah Bang Benni. (hehehe.. Sabar Bang, Jangan Marah, Harus Merelakan dan Saling Memaafkan).
Sesampai di "Sarang Dipo" kamipun saling berjabat tangan dengan para penghuni yang lebih awal sampai. Sembari menunggu Bang Arif Rosyid (Ketua Umum PB HMI) untuk berziarah ke tempat mertua Wakil Presiden Jusuf Kalla, para penghuni "Sarang Dipo" memanfaatkan waktu bersalam sapa dengan keluarga melalui handponenya, ada yang menangis rindu kampung halaman, ada yang berfoto ria, dan sebagainya.
Sekitar jam 9an WiB rombongan penghuni "Sarang Dipo" bergegas menuju rumah mertua pak Jusuf Kalla, kebetulan di tempat tersebut ada bang Arif. Kemudian dilanjutkan menuju rumah beberapa tokoh nasional seperti Kakanda Dr. Harry Azhar Azis (Alumni HmI yang sedang menjabat sebagai ketua BPK priode 2014-2019), Kakanda Zulkifli Hasan, Setyo Novanto, Kakanda Anies Baswedan, Kakanda Akbar Tandjung, dan Kakanda Bahlil L Hadalia (Ketua HIPMI Priode 2015-2018).
Demikian kisah momentum lebaran tahun ini, nuansa sederhana tanpa keluarga besar masing-masing dan sangat berbeda dengan momentum lebaran sebelum-sebelumnya. #yakusa!!
Sedikit informasi mengenai "Sarang Dipo", tempat ini merupakan sebutan untuk Markas HmI yang lama, berlokasi di Jalan Diponegoro No. 16A Menteng Jakarta Pusat. Awal penyebutan istilah "Sarang Dipo" belum diketahui pasti namun yang jelas tempat ini memang cukup familiar dengan sebutan tersebut oleh kalangan para aktivis HmI. Gedung "Sarang Dipo" merupakan lokasi bersejarah yang menjadi simbol kebanggaan kader HmI (Himpunan Mahasiswa Islam), tempat yang selalu menjadi dambaan semua kader HmI untuk tinggal meskipun hanya beberapa waktu. Dulunya tempat ini menjadi markas alias kantor pusat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam sebelum pindah ke Jl. Sultan Agung No. 25A Guntur, Jakarta Selatan (ketika cerita ini ditulis, para senior-senior yang sedang menjabat sebagai Pengurus Besar HmI masih ditinggal disini, Red; "Sarang Dipo"). "Sarang Dipo" sendiri pernah ditempati oleh tokoh-tokoh intelektual nasional seperti Cak Nur (Nurcholis Madjid), Ridwan Saidi, Cak Anas (Anas Urbaningrum), Bahlil L Hadalia (Ketua HIPMI), dan masih banyak lagi tokoh-tokoh nasional lainnya yang tidak disebutkan.
08.30 Wib
Pelaksanaan sholat Id sudah kelar, rombongan penghuni "Sarang Dipo" kembali ke sarangya semula, ada Bang Benni, Bang Ipnu, Bang Ancez, Putra, dan Fizi. Namun ketika hendak keluar masjid terjadi peritiwa klasik yang mungkin sering dialami jamaah masjid seluruh Indonesia, yaitu rombongan "Sarang Dipo" kehilangan sendalnya. Kali ini yang berkesempatan menjadi korbannya adalah Bang Benni. (hehehe.. Sabar Bang, Jangan Marah, Harus Merelakan dan Saling Memaafkan).
Sesampai di "Sarang Dipo" kamipun saling berjabat tangan dengan para penghuni yang lebih awal sampai. Sembari menunggu Bang Arif Rosyid (Ketua Umum PB HMI) untuk berziarah ke tempat mertua Wakil Presiden Jusuf Kalla, para penghuni "Sarang Dipo" memanfaatkan waktu bersalam sapa dengan keluarga melalui handponenya, ada yang menangis rindu kampung halaman, ada yang berfoto ria, dan sebagainya.
Sekitar jam 9an WiB rombongan penghuni "Sarang Dipo" bergegas menuju rumah mertua pak Jusuf Kalla, kebetulan di tempat tersebut ada bang Arif. Kemudian dilanjutkan menuju rumah beberapa tokoh nasional seperti Kakanda Dr. Harry Azhar Azis (Alumni HmI yang sedang menjabat sebagai ketua BPK priode 2014-2019), Kakanda Zulkifli Hasan, Setyo Novanto, Kakanda Anies Baswedan, Kakanda Akbar Tandjung, dan Kakanda Bahlil L Hadalia (Ketua HIPMI Priode 2015-2018).
Demikian kisah momentum lebaran tahun ini, nuansa sederhana tanpa keluarga besar masing-masing dan sangat berbeda dengan momentum lebaran sebelum-sebelumnya. #yakusa!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar