Mengenal Jogja mungkin yang paling pertama diingatan anda adalah Gudeg Jogja atau Bangunan-bangunan sejarahnya, Jogja merupakan daerah istimewa yang diberikan negara kepada provinsi tersebut dalam sejarahnya Jogjakarta pernah menjadi Ibu Kota NKRI pada era mempertahankan kemerdekaan saat itu.
Menceritakan daerah Jogjakarta mungkin takkan habis dibahas dalam forum ini karena daerah ini memiliki banyak sekali cerita dan sejarah yang menjadi ketertarikan kita untuk mendalaminnya, salah satu cerita menarik tersebut adalah keheroikan pemimpin Jogjakarta, Sultan Hamengku Buwono IX menyelamatkan rakyat Jogja dari sikap politik perbudakan Jepang di era 1942-1945 silam. Mungkin jikalau dulu Sultan tak bergerak, entah bagaimana nasib ribuan rakyat Yogya yang akan dikirim untuk kerja paksa ke luar Jawa bahkan sampai ke Burma, Singapura, dan Filipina. Perlu diketahui bahwa era penjajahan Jepang sungguh membuat rakyat Indonesia menderita. Bahan saking kejinya Jepang, segala bentuk makanan, pakaian, bahkan besi pagar diangkut untuk kepentingan perang.
Tentara Jepang memperlakukan anjing mereka lebih baik dari Romusha (pekerja paksa) saat itu, mereka memeras tenaga rakyat tanpa makanan yang cukup, apalagi fasilitas seperti pakaian atau kesehatan. Tentara Jepang menyiksa mereka lebih buruk dari budak. Tak heran, ribuan orang mati mengenaskan. Sebagian besar karena kelaparan dan penyakit.
Dengan sikap perbudakaan tersebut menyebabkan Sultan HB IX berfikir eksra keras agar rakyat Yogya tidak diperlakukan seperti itu. Salah satu ide kreatif Sultan HB IX tersebut untuk menghindarkan masyarakatnya dari politik perbudakaan Jepang adalah dengan mengirim surat menggambarkan Jogja sebagai daerah yang tandus, miskin dan kekurangan pangan, harapan Sultan HB IX melakukan pemalsuan data tentang wilayah kekuasaanya ini adalah agar Jepang tak akan terlalu banyak merampas makanan rakyat Yogya.
Demi menghindari Romusha, Sultan berkilah tenaga pria Yogya sangat dibutuhkan untuk membangun saluran irigasi. Untuk memuluskan rencananya, Sultan malah meminta dana pada pemerintah Jepang untukmembangun saluran irigasi yang disebut Selokan Mataram itu. Berhasil, Jepang termakan siasat Sultan. Apalagi mereka dijanjikan jika hasil panen meningkat, tentu Jepang yang untung. Maka dimulailah pembangunan Gunsei Hasuiro dan Gunsei Yosuiro itu. Saluran air tersebut mengalirkan air dari Kali Progo ke Sleman dan daerah-daerah kering lain di arah Timur. Pembangunan saluran air sepanjang puluhan kilometer ini menyedot ribuan pekerja. Maka rakyat Yogya pun selamat dari kewajiban Romusha. Tentu bekerja di bawah komando Sultan dan di kampung sendiri jauh lebih nyaman daripada dipukuli Jepang sebagai Romusha di daerah antah berantah.
Hingga hari ini, manfaat Selokan Mataram masih bisa dinikmati rakyat Yogya. Bukti kecintaan Sultan pada rakyat Yogya dan kecerdikannya memperdaya Jepang.
Untuk lebih jelasnya mengenai artikel ini silahkan klik tautan dibawah ini
http://m.merdeka.com/peristiwa/kisah-sultan-hb-ix-selamatkan-rakyat-yogyakarta-dari-perbudakan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar