Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Mengantisipasi Bencana diselenggarakan pada 14 s.d. 15 Juni 2014 di Hotel Pramesthi. Peserta adalah warga yang bermukim di sekitar area kawasan rawan banjir di Jakarta Timur. Peserta berkumpul di Kantor Sudin Damkar & PB Jakarta Timur Jl. Matraman Raya, sejak pukul 10.00 WIB dan berangkat pukul 11.00 WIB menaiki Bus menuju Hotel Pramesthi, Jl. Raya Puncak Bogor, Jawa Barat. Tiba di lokasi pukul 14.00 WIB dan peserta langsung registrasi ulang di resepsionis Hotel untuk penempatan ruang kamar masing-masing dan istirahat sejenak. Pukul 16.00 peserta menuju ruang makan untuk menikmati hidangan Snack and Caffe/Tea Break yang sudah disediakan hotel. Selanjutnya peserta mengisi daftar hadir untuk memperoleh fasilitas kegiatan berupa kaos, pakaian olahraga/training, topi, tas, alat tulis dan tanda peserta. Peserta istirahat kembali untuk Ishoma dan pukul 19.30 WIB peserta memasuki ruang pertemuan untuk kegiatan pembukaan yang rangkaian acaranya dilaksanakan secara resmi dan khidmat sebagaimana berikut:
1. Pembukaan
Mengawali pembukaan dengan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, yang dipandu oleh rekan kita Saudari AYU.
2. Sambutan Pembukaan Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan PB Kota Adminstrasi Jakarta Timur, yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Gatot Sulaeman, S.Pd. (Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Sudin Damkar dan PB Kota Administrasi Jakarta Timur) sekaligus membuka acara “Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Mengantisipasi Bencana”.
3. Penyematan Tanda Peserta oleh Bapak Gatot Sulaeman, S.Pd. (Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Sudin Damkar dan PB Kota Administrasi Jakarta Timur) secara simbolis kepada Saudari Wiwit sebagai perwakilan peserta.
4. Pembacaan Do’a, dipandu oleh Saudara Kiswanto.
Dalam sambutan pembukaannya, Bapak Gatot Sulaiman, S.Pd. menyatakan beberapa poin pesan sebagaimana berikut ini:
· Saya menyampaikan sambutan ini mewakili Bapak Kasudin yang hari ini tidak dapat hadir karena halangan tugas di Jakarta, namun beliau berpesan kepada kita agar acara ini diikuti dengan seksama.
· Masalah banjir semua sudah memahami atau mengalaminya karena peserta ini direkrut mengikuti kegiatan ini berasal dari daerah rawan banjir kali Ciliwung. Tetapi diperlukan kemampuan antisipasi dan melakukan usaha-usaha penanggulangan seperti “Evakuasi” hingga penggunaan alat-alat missal perahu karet.
· Setiap banjir selalu ada Petugas Damkar & PB yang siaga member info kepada warga mengenai ancaman banjir dan evakuasi. Khususnya juga kaum ibu yang banyak aktivitas di rumah harus memiliki kemampuan antisipasi bagi lingkungannya. Evakuasi bukan sekedar tugas laki-laki saja tetapi juga bagi kaum ibu harus mengerti.
· Pesan beliau semoga kegiatan ini pula kita dapat menerima informasi, masukan, hingga kritikan yang membangun tugas kita bersama. Ikuti kegiatan ini dengan sebaik mungkin, itulah pesan beliau. Terimakasih.
Usai pembukaan kemudian dilanjutkan session Materi sejak pukul 20.00 sampai 22 WIB dengan materi sebagaimana berikut:
1. Pengenalan Damkar dan PB Kota Administrasi Jakarta Timur, oleh Bapak Gatot Sulaeman, S.Pd. (Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Sudin Damkar dan PB Kota Administrasi Jakarta Timur).
2. Pertolongan Pertama (First Aid) oleh Bapak Imbang Satriana, S.Pd. (Kepala Peleton Sektor I)
3. Water Rescue oleh Bapak Aris Mardianto(Tim Rescue Damkar & PB Kota Jaktim).
Dalam pemaparan Bapak Gatot Sulaeman, S.Pd. (Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Sudin Damkar dan PB Kota Administrasi Jakarta Timur) dengan topik materi: Pengenalan Damkar dan PB Kota Administrasi Jakarta Timur dinyatakan sebagaimana berikut:
· Dalam mengevakuasi warga dari bahaya banjir kerapkali realitasnya dilapangan mengalami kesulitan karena perilaku warga seperti masyarakat menunda-nunda evakuasi dengan alasan “sddah terbiasa” dan khawatir “kehilangan barang/kemalingan”.
· Tugas kami sesuai TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) Damkar & PB adalah (1) Pencegahan, (2) Pemadaman, (3) Penanggulangan. Dengan adanya bidang Penanggulangan Bencana (PB) di Dinas Damkar maka masalah bencana menjadi kewenangan Dinas. Mulai bencana banjir, kebakaran, hingga evakuasi orang bunuh diri, masuk sumur, hingga orang gila di atas tower atau tempat yang membahayakan juga menjadi tugasnya pemadam kebakaran dan PB.
· Saya menanamkan pada institusi di bawah jajaran petugas untuk bekerja penuh dan tidak mencari nama ataupun upah, tapi karena tugas pengabdiannya. Biarkan saja siapa yang membantu dengan yang sekedar menonton. Masyarakat harus hati-hati dalam evakuasi agar tidak terjadi sesuatu yang fatal akibatnya. Karena evakuasi ada prosedurnya sehingga tidak asal dikerjakan.
· Jika terjadi kecelakaan ataupun bencana, Ibu/Bapak bisa melapotr ke petugas Damkar dan PB agar tidak bertindak sendiri jika kesulitan yang menimbulkan akibat fatal. Jika misalnya ada bangkai kucing atau tikus masuk ke dalam sumur bisa meminta bantuan agar tidak kesulitan menanganinya. Sebab daripada membuat sumur lagi belum tentu airnya baik sumbernya. Jika sudah dimabil bangkainya, airnya disedot hingga 3 kali atau cukup sampai tidak bau lagi.
· Penanggulangan Bencana dan Kebakaran bukan semata tugas Damkar & PB, tetapi kita semua. Namun petugas Damkar membantu memfasilitasinya penanganan tersebut.
Adapun pembahasan dari Bapak Imbang Satriana, S.Pd. (Kepala Peleton Sektor I) tentang Pertolongan Pertama (First Aid) disampaikan sebagaimana berikut:
· Pertolongan pertama: Bantuan atau tindakan awal yang diberikan kepada korban cedera maupun sakit mendadak sebelum datangnya ambulan, dokter atau petugas yang terkait. Tujuannya (1) Menyelamatkan jiwa (2) Membatasi akibat dari suatu kondisi (cacat & infeksi), (3) Memberikan rasa nyaman dan (4) menunjang proses penyembuhan
· Dasar Hukum perlunya kegiatan pertolongan pertama ini adalah (1) KUHP Pidana psl. 531 Kelalaian petugas, (2) KUHP Pidana psl. 322 Menjaga kerahasiaan medis.
· Persetujuan tindakan pertolongan dilakukan: (1) Implied consent; persetujuan yang dianggap diberikan tersirat; (2) Expressed consent; Persetujuan yang dinyatakan
· Kewajiban bagi Pelaku pertolongan pertama adalah (1) Menjaga keselamatan diri, anggota tim penderita orang sekitarnya. Keselamatan diri dan tim harus menjadi prioritas. (2) Dapat menjangkau penderita, dalam kasus kecelakaan atau musibah, kemungkinan pelaku harus memindahkan penderita lain untuk dapat menjangkau penderita yang lebih parah. (3) Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa. (4) Meminta bantuan / rujukan. (5) pelaku pertolongan pertama harus bertanggung jawab sampai bantuan rujukkan mengambil alih penanganan penderita. (6) Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban. (7) Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya. (8) Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita. (9) Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat. (10) Mempersiapkan penderita untuk di transportasi.
· Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama harus: Jujur dan bertanggung jawab, Berlaku professional, Kematangan emosi, Kemampuan bersosialisasi, Kemampuan nyata, Kondisi fisik baik, dan Mempunyai rasa bangga.
· Sebelum melakukan pertolongan pertrama hendaknya memperhatikan penilaian atas suatu kondisi, yaitu: BAGAIMANA KONDISI SAAT INI (Kemungkinan apa saja yang akan terjadi dan Bagaimana mengatasinya).
· Tahapan melakukan penilaian terhadap kondisi motor, yaitu: (1) Memeriksa kesadaran, (2) Buka jalan napas, (3) Memeriksa jalan napas, dan (4) Memeriksa denyut nadi.
· Pedoman petugas dalam melakukan tindakan PPPK yaitu:
P enolong mengamankan diri sendiri sebelum bertindak
A mankan korban dari gangguan sekitar tempat kejadian, sehingga bebas dari bahaya
T andailah tempat kejadian sehingga orang lain tahu di tempat itu ada bahaya
U sahakan segera menghubungi; ambulan, dokter, RS, atau yang berwajib
T indakan pertolongan pertama terhadak korban dalam urutan yang paling tepat.
Sedangkan dalam pemaparan Bapak Aris Mardianto (Tim Rescue Damkar & PB Kota Jaktim) dengan topik materi: Water Rescue disampaikan hal-hal berikut:
· Tindakan Preventif bagi Rescuel adalah: (1) PERHITUNGAN / PERTIMBANGAN: Kemampuan penolong utk memilih dan menentukan kemampuan dan keterampilan yg dimiliki serta metode yg harus dilakukan. (2) PENGETAHUAN: Banyak bahaya di air,pengetahuan diperlukan utk menentukan setiap langkah usaha pertolongan. (3) KEAHLIAN: Petugas pertolongan di air harus mempunyai keahlian khusus pada semua aspek pertolongan. (3) KESIAPAN FISIK: Siapkan dan jaga fisik anda karena anda bertanggung jawab dua nyawa sekaligus, diri anda dan korban.
· Bahaya-Bahaya yang dihadapi ketika di air adalah (1) PANIK: Suatu keadaan ketakutan dan kebingungan yg amat sangat sehingga menghancurkqn kemampuan seseorang utk menolong dirinya sendiri. (2) LETIH: Hilangnya tenaga utk bergerak dan mengapung di air. (3) KRAM / KEJANG OTOT: Penyebabnya adalah pemaksaan kerja otot sehingga otot menjadi kaku. (4) ARUS: Aliran air dengan jumlah besar menuju kesuatu tempat utk mencari persamaan permukaan,sifatnya adalah menarik orang/benda yg ada dlm arus tersebut.
· Sikap seorang epnolong di air, yaitu: (1) Pertolongan harus berdasarkan pemahaman yg tepat terhadap situasi yg mengancam (termasuk permasalahan penolong). (2) Laporan harus tepat,kemungkinan membutuhkan bantuan yg spesifik sesuai dgn kejadian yang berlangsung. (3) Memahami prosedur kerja kecelakaan di air, kesalahan bertindak akan mendapatkan kritikan dari masyarakat bahkan tuntutan. (4) Jangan sembarang mengeluarkan pernyataan, semua informasi yg keluar berkaitan dgn kegiatan operasi adalah dari Pimpinan Operasi.
· Metode Pertolongan di Air, yaitu:
REACH : menjangkau atau meraih.
THROW : melempar alat apung.
ROW : mendekat kearah korban dengan menggunakan perahu
GO : penolong berenang menuju korban dengang membawa alat apung.
CARRY : penolong menarik korban menuju darat dengan kontak langsung
· Hal-hal yang perlu dilakukan Rescuer adalah:
Alat Bantu: Periksa semua alat bantu pertolongan dan letakkan pada tempat yang mudah untuk digunakan.
Cara Masuk : Tentukan tempat yg paling efesien saat akan melakukan pertolongan.
Mendekati Korban : Jika korban sudah berada dlm jarak dengar,bicaralah utk menenangkannya.
Mundur dan Siap ; Jarak aman adalah 2 meter dari korban dan sodorkan alat apung.
Tarik/Tow : Gunakan metode yg sesuai dgn kondisi korban.
Tindak Lanjut : Amankan korban dan berikan bantuan sesuai kebutuhan.
· Usaha untuk tetap bertahan atau menyelamatkan diri di air akibat faktor alam, yaitu: (1) Untuk melakukan self rescue harus mempelajari : (2) Berapa jauh jarak aman yg akan dituju. (3) Berapa besar pertolongan akan datang. (4) Perhatikan arus. (5) Apakah ada benda apung terdekat (ban dalam,jerigen,kayu, pakaian yg kita pakai, stereo foam dll). (6) Tentukan pakaian perlu lepas atau tidak. (7) Apakah mampu berenang menuju daerah aman.
· Faktor yang perlu diketahui terhadap korban yang akan tenggelam : (1) Korban yang akan tenggelam sudah mencapai taraf panik yang hebat. (2) Anggota tubuh penolong yang akan dipegang adalah bahu, kepala, leher. (3) Korban yg akan tenggelam tidak akan mau memasukkan mukanya ke air. (4) Melepaskan diri bukan berarti mengangkat korban keatas, tetapi mendorong diri kita ke bawah.
Selanjutnya terjadi penyampaian dialog selama materi berlangsung sebagaimana berikut:
1. Bapak Wijaya
Pertanyaan: Bagaimana jika terjadi kenaikan air tanda banjir? Sebab pengalaman kami berbeda-beda, ada karena informasi dari Mesjid, sirene, atau datangnya petugas Damkar. Seringkali juga melalui SMS berantai yang mengkhawatirkan.
Jawaban: Jika akan datang ancaman banjir kami akan berikan info ke warga yang di dekat kawasan terkena banjir. Karena kami sudah berkoordinasi dengan pertugas di lapangan, hingga petugas di Bogor untu ksaling berbagi informasi. Jika sudah mendapatkan informasi maka kami menyampaikannya kepada warga untuk atau akan ada persiapan evakuasi.
2. Bapak Aryandi
Pertanyaan: Petugas Damkar & PB jika datang ke lokasi menggunakan uniform yang sama atau bagaimana? Sebab dalam penanggulangan bencana banjir seringkali ada petugas dari perahu karet milik Brimob, milik TNI, bahkan Tim SAR/Rescue, lalu bagaimana petugas Damkar cirri uniformnya? Apakah sama dengan ketika memadamkan api kebakaran? Sebab ini sulit dikenali mana petugas Damkar di lapangan?
Jawaban:
Uniform yang dipakai petugas Damkar & PB ada yang namanya Pakaian Dinas Harian (PDH), Pakaian Dinas Lapangan (PDL), dan Kaos Laspangan atau Rompi Orange bagi petugas Rescue dan seterusnya. Ciri khas kami adalah dengan adanya kendaraan Dinas Damkar & PB. Namun seringkali orang mengira kami petugas Tim SAR, itulah umumnya orang menyangka bahkan berita di TV juga demikian. Padahal itu adalah petugas Rescue Damkar & PB.
3. Ibu Wiwid
Pertanyaan: Kami merasakan kegiatan model ini amat diperlukan bagi warga kami yang selalu terkena dampak banjir sungai. Ini semacam menjadi pembekalan bagi kami, dan tentunya ini amat bermanfat langsung. Apakah acara seperti bisa diperluas untuk rekan warga kami yang lain belum mendapat kesempatan mengikutinya, khususnya kami kaum Ibu yang selalu mengkhawatirkan kondisi penyelematan anak-anak dan barang-barang keperluan kami.
Jawaban: Kegiatan sosialisasi untuk peningkatan partisipasi masyarakat memang harus dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk ikut serta mengantisipasinya terutama turut membantu sesamanya yang membutuhkan, juga membantu meringankan petugas Damkar & PB agar lebih leluasa bergerak mengevakuasi, dan jangan warga ikut merepotkan untuk meminta bantuan kiriman atau ransum bagi yang masih tinggal di rumah yang terendam karena tidak mau dievakuasi. Atau warga ikut menumpang “untuk jalan-jalan” melihat rumahnya yang tenggelam tentu sangat merepotkan petugas yang tengah konsentrasi dengan tugasnya. Itulah kesadaran yang harus ditanamkan sepertihalnya melalui kegiatan model sekarang ini.
Usai pemaparan dan dialog, pada pukul 22.00 WIB kemudian pembentukan kelompok diskusi yang akan dilaksanakan esok pagi (hari kedua) dengan topik seputar peran serta masyarakat dalam mengantisipasi banjir. Selanjutnya peserta menikmati caffe Break dan snackserta dilanjjutkan istirahat tidur di ruang kamar masing-masing.
Memasuki hari kedua, Sabtu, 15 Juni 2014, peserta bangun pagi dan memulai aktivitas Olahraga Senam Pagi sejak pukul 06.30 sampai 07.30 dan dilanjutkan sarapan pagi pukul 07.30 WIB. Selanjutnya pukul 08.15 peserta memasuki ruangan untuk Diskusi Kelompok sesuai materi tugas yang telah dibentuk pada malam hari sebelumnya. Hingga memasuki pukul 09.15 WIB peserta menerima “Rompi Pelampung” menuju lapangan untuk kegiatan pelatihan berikut:
1. Pengenalan Perahu Karet (dari Darat & Air)
2. Teknik Penyelamatan Tanpa Perahu Karet
3. Praktik Penyelamatan Penggunaan Perahu Karet
Praktik pengenalan hingga penggunaan perahu karet serta pertolongan tanpa perahu karet dilaksanakan di dua tempat yakni di Kolam Renang Hotel Pramesthi dan Sungai Ciliwung Bogor sekitar Hotel dengan arahan dan pengawasan instrukstur Petugas Damkar & PB Jakarta Timur. Khusus materi di Sungai Ciliwung Hotel Pramesthi membutuhkan tenaga Damkar yang cukup banyak dan peralatan yang memadai mengingat sungai cukup deras akibat hujan lebat di kawasan puncak Bogor. Materi selesai pukul 11.30 WIB, selanjutnya peserta berbaris di lapangan Hotel dekat sungai untuk evaluasi, pengarahan, dan penutupan. Pukul 12.00 WIB peserta istirahat Ishoma dan berbenah/bersih-bersih untuk pulang/kembali ke Jakarta pada pukul 13.30 WIB. Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar