Jumat, 26 Desember 2014

PENANAMAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Seiring dengan makin berkembangnya demokrasi, pendidikan di Indonesia diminta dan diharuskan melakukan suatu tindakan dalam proses penanaman nilai demokrasi kepada seluruh warga negaranya melalui aneka pengalaman belajar, baik yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Hal ini merupakan suatu tugas dan tanggung jawab para stakeholder pendidikan, dimana tugas ini dalam implementasinya berbentuk sosialisasi dan realisasi terhadap SDM yang handal dan berkompeten dalam menguasai nilai-nilai kultural positif dan nilai demokrasi itu sendiri.
Penyiapan dalam mewujudkan SDM diatas akan berdampak pada proses perkembangan prilaku sosial politik masyarakat yang semakin maju dan demokratis, sehingga dengan demikian diharapkan akan terjadi penguasaan dan penerapan nilai-nilai kultural tersebut mampu mendorong terwujudnya masyarakat yang modern dan demokratis. Hal inipulalah yang yang menjadi tugas utama pendidikan untuk mengajarkan dan menanamkan kedua nilai tersebut kepada anak-anak didiknya.
Secara teoritik, Ronald Inglehart pernah mengungkapkan bahwa perkembangan kondisi sosial dan politi masyarakat akan berjalan seiring dengan perubahan yang terjadi pada nilai-nilai kulturalnya. Yang dimana menurut tokoh-tokoh yang tergabung dalam penganut aliran Weberian (Francis Fukuyama, Lawrence Harrison, Robert Putnam, dan Samuel P Hungtington) ini berpendapat bahwa perilaku sosial dan politik masyarakat akan terbentuk oleh nilai-nilai kultural yang bersifat statis sehinga potret kemajuan sosial dan politik suatu masyarakat akan mencerminkan nilai-nilai kulturalnya, dengan istilah lain bahwa baik buruknya kondisi sosial-politik tersebut disebabkan oleh nilai-nilai kultural yang mengakar dalam masyarakat.
Berbeda dengan itu, para tokoh yang tergabung dalam kelompok teoritisi modern (Karl Marx, Daniel Bell, dan Ronald Inglehart) menyebutkan bahwa berkembangnya kemajuan masyarakat berhubungan erat dengan berkembangnya nilai-nilai kultural masyarakat itu sendiri, atau dengan kata lainnya bahwa nilai kultural masyarakat akan mengalami pergeseran secara dinamis terlebih pada aspek sosial politik masyarakat.
Lalu timbullah sebuah pertanyaan yang mengatakan, bagaimanakah cara menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai kultural tersebut agar masyarakat memiliki budaya politik yang kondusif dalam berdemokrasi? Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu tidak mudah karena akan menyangkut beberapa permasalahan pada metodologi edukatif dan fisibili implementasi. Lebih lanjut lagi bahwa para ahli berasumsi bahwa pendekatan untuk menanamkan dan mengembangkan nilai kultural masyarakat itu tentunya menggunakan cara yang lebih bersifat elitis, karena kita tahu sendiri bahwa beberapa kebudayaan itu sendiri sulit untuk dibangun menuju terjadinya kondusifitas dalam berdemokrasi. Sebaliknya menurut teori optimisme mengakui bahwa semua masyarakat berpeluang menjadi masyarakat yang demokrasi.
Daftar Pustaka                                        

Rohman, Arif. 2012. Membebaskan Pendidikan; Refleksi Menuju Penyelenggaraan Demokrasi Pendidikan di Indonesia. Jogjakarta: Aswaja Presindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar