Sebelum pemaparan materi mengenai dimulai tampaknya moderator terlebih dahulu memperkenalkan pemateri dengan membacakan curiculum vitaenya, dan tidak kurang dari dua menit moderator langsung mempersilahkan pemateri memaparkan materinya mengenai “Sekilas Akhlak Untuk Kemajuan Peradaban Bangsa”.
Assalamulaikum warohmatulloh wabarokatuuh, salam hormat saya ucapkan kepada penyelenggara kegiatan, bapak moderator, dan para hadirin peserta kegiatan yang saya cintai dan banggakan. terima kasih juga saya ucapkan kepada para hadirin yang hadirin yang senantiasa bersemangat mngikuti kegiatan ini. Baiklah karena waktu yang diberikan moderator sampai setengah 5 maka langsung saja kita masuk ke materinya yang dimana dalam kesempatan yang berkah ini saya akan menyampaikan materi tentang “Sekilas Akhlak Untuk Kemajuan Peradaban Bangsa”.
Realita zaman saat ini sangat jauh dari apa yang dialami oleh pemuda saat menggerakkan diri ketika memperjuangkan kemerdekaan negara tercinta. Bersemangat, berintegritas tinggi, penuh dengan semangat nasionalisme, dan termotivasi tinggi adalah salah satu dari sekian banyak sifat dan sikap yang dimiliki pemuda saat itu, namun saya tidak menyalahkan juga karena setiap periodesisasi pemuda memiliki tantangan yang berbeda-beda. Kondisi pemuda bangsa saat ini terutama di ibu kota memiliki tantangan yang sangat kompleks terutama dalam akhlaknya, realita ini menyimpang dengan apa yang menjadi wajah pemuda bangsa timur yang notabenenya beradab, sopan santun, dan beretika tinggi terhadap sesamanya. Akhlak memiliki peranan penting terhadap pembangunan karrakter pemuda, apalagi dalam kesempatan kali ini tema akhlak menjadi bahan pembahasan kita untuk mewujudkan peran pentingnya terhadap kemajuan bangsa.
Secara terminologi akhlak diartikan sebagai tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Sedangkan dalam istilah arabnya akhlak adalah bentuk jamak dari khuluk yang berarti perangai (perbuatan yang menggambarkan batin seseorang, tingkah laku atau tabiat (sifat yang melekat secara alami atau karena kebiasaan). Akhlak yang melekat pada manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang buruk (tidak akan dibahas secara mendetail). Untuk lebih jelasnya berikut pembahasan mengenai akhlak yang baik tersebut;
1. Akhlak yang Baik
Pada dasarnya manusia secara alami ingin menjalani kehidupannya dengan baik, ingin berakhlak baik yang mampu membedakan mana benar dan mana yang tidak benar. Orang-orang terutama pemuda yang baik biasanya memiliki jiwa yang kokoh, tegas dan mulia serta memiliki sifat-sifat kedermawanan yang tinggi, keberanian, kelembutan terhadap sesama makhluk tuhan lainnya, dan memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi berbagai hal.
Selanjutnya mengenai penyebab timbulnya akhlak yang baik terhadap perilaku manusia (Pemuda) dalam kehidupan atau berdinamika di masyarakat adalah;
a. Kesadaran manusia terhadap kekuasaan, keagungan, kemuliaan, kasih sayang Tuhan Yang Maha Pencipta.
b. Kesadaran manusia terhadap makhluk lainnya dalam kehidupan bersama ditengah-tengah karunia Tuhan Yang Maha Pencipta.
Dengan adanya kesadaran tersebut maka akan muncul sendiri beberapa perangai atau tabiat manusia itu dalam berbagai sendi kehidupannya, perangai atau tabiat itu antara lain; bermurah hati, suka memaafkan, memiliki tutur kata yang sopan dan berbobot, tidak mau menjadi peminta-minta, cerdas (cepat tanggap dalam menghadapi perubahan, bersikap santai dan tenang (menahan diri dari kemarahan yang tinggi), dan tawadhu’ (tidak sombong dan tidak hina).
Selanjutnya pemateri menjelaskan mengenai Dasar Hukum Aklak yang Baik
a. Firman Tuhan pada Surat Ar-Rahman 33-34, dengan tafsiran
Manusia di berikan untuk bisa menembus langit dan bumu tapi harus memiliki kekuatan, antara lain harus mempunyai ilmu. Dengan ini manusia bisa mamjukan paradebannya, baik ilmu yang menyangkut langit maupun bumi.
b. QS Al Hujurat 13, dengan tafsiran
Maka manusia harus mengenal dirinya laki-laki, perempuan, suku atau bangsa yang secara jasmaniyah mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri. Semuanya itu mempunyai kebaikan dan perlu saling mengenal. Dan Allah maha mengethui dan maha mengenal serta yang paling baik diantara manusia disisi Allah adalah yang paling taqwa.
Materi ini pernah dipersentasikan oleh H Muhammad Mufti (Tokoh Syarikat Islam) dalam diskusi kerukunan antar ummat beragama dengan moderatornya didampingi oleh Ikhwanul Aulia (Pengurus PMII cabang Jakarta Utara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar