Akhir-akhir ini seringkali anda melihat aksi besar-besaran dari kaum pekerja yang diakomodir oleh berbagai elemen serikat buruh di tanah air, dalam aksinya pun bermacam-macam yaitu menuntut tingkat kesejahteraan pekerja yang bisa dibilang sangat memprihatinkan. Namun dalam aksi-aksi yang dilakukan ini luar biasanya tak pernah terjadi colaps atau terjadinya kerusuhan, hal ini berbeda ketika gerakan buruh di era tahun sebelum kemerdekaan yang relatif menentang kolonialisme Belanda dan di masa orde lama yang notabenenya gerakan buruh sangat refresif karena di bekingi PKI.
Untuk lebih jelas dan menariknya lagi berikut beberapa pola aliran gerakan buruh di Dunia,
1. Aliran Murni Serikat Buruh, Gerakan ini tumbuh di Inggris tepatnya di tahun 1886 dengan tujuan bahwa serikat buruh dijadikan sebagai wahana peningkatan peran buruh dalam peningkatan keprofesionalan buruh dalam berbagai hal seperti upah, waktu kerja, jam istirahat, syarat kerja, jaminan sosial dan kesejahteraan lainnya. Ciri khas dari pola aliran buruh ini adalah mengadakan kerjasama atau bergaining dengan partai politik agar aspirasi politik kaum buruh dapat direalisasikan. Di indonesia sendiri model aliran buruh ini terjadi diawal periode kemerdekaan sampai dengan tahun 1970-an.
2. Aliran Paham Sosial Demokrat, Gerakan buruh seperti model ini menjadi aliran baru di abad ke 20 terutama di Negara seperti Jerman, Austria, Belanda, Belgia, Swis dan negara Skandinavia yang terdapat partai politik yang berpaham sosial demokrat. Aliran buruh seperti ini beranggapan bahwa serikat buruh memiliki kedudukan atau posisi yang sama dengan partai politik, namun meskipun demikian serikat buruh ini tidak secara langsung melakukan kegiatan politik praktis seperti halnya parpol. Justru ada pembagian tugas dari serikat buruh yaitu yang membidangi urusan partai dan yang membidangi urusan ekonomi sosial. Hal ini bisa anda lihat di Jerman dengan DGB nya, DGB sendiri merupakan serikat pekerja yanh membidangi urusn politik. Di Indonesia sendiri model perkembangan ini pernah diadopsi dan diterapkan pada PEMILU 2004 silam oleh SBSI (Serikat Buruh Sejahtera Indonesia) yang diketuai oleh Mukhtar Parkpahan yang mendukung Partai Buruh Indonesia.
3. Anarko Sindikialisme, Aliran gerakan buruh ini meyakini bahwa serikat buruh yang dimilikinya mampu menguasai dan mengontrol suatu industri yang diiringi dengan kekuatan ekonomi melalui aksi mogok kerja, tindakan kekerasan, aksi radikal ataupun sabotase. Biasanya dalam aliran sindikialisme ini menganggap bahwa pengusaha/pemerintah merupakan lawan yang harus dilumpuhkan jika sewaktu-waktu tuntutannya tidak dipenuhi. Sedangkan di Indonesia organisasi buruh yang menganut paham ini adalah SOBSI dimana bisa dilihat dari dasar perjuangannya yang menentang kelas-kelas sosial dan melaksanakan suatu gerakan yang menuntut revolusi, adapun aksi nyata SOBSI ini terlihat jelas dilakukan di era tahun 1964-1965 yaitu berusaha beramai-ramai mengambil alih perusahaan asing dan menduduki beberapa perusahaan nasional lainya seperti PERBUM, PN PERMIGAN, dll.
4. Gerakan Buruh yang Berpihak, yaitu aliran buruh yang menjadi onderbouw organisasi pemerintahan ataupun partai politik tertentu. Di era orde lama SOBSI bisa juga dikatakan menganut paham ini karena waktu itu serikat buruh ini merupakan orderbow PKI, KSPSI dibawah naungan Partai Demokrat dan PDIP.
5. Gerakan Buruh yang Beraliran Bisnis, yaitu aliran serikat buruh yang beranggapan bahwa salah satu cara untuk mensejahterakan anggotanya adalah melalui kegiatan berbisnis yang berbasis koperasi. Aliran gerakan buruh ini bisa dilihat pada beberapa organisasi buruh di Singapura, seperti; NTUC, SFTU, dan PAP.
Demikian beberapa penjelasan mengenai pola aliran gerakan buruh di dunia ataupun di Indonesia, materi ini merupakan materi yang diambil dari buku "Seabab Gerakan Buruh di Indonesia yang diprakarsai oleh MS Hidajat".
Jumat, 12 Desember 2014
Pola Aliran Gerakan Buruh di Dunia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar