Senin, 22 Desember 2014

PENTINGNYA ASPEK KEPEMIMPINAN DALAM DUNIA USAHA

Pengantar

Setiap usaha diharuskan untuk memiliki pemimpin yang bener-bener berkualitas dan memiliki kapabilitas sesuai dengan bidangnya, salah seorang ilmuan barat pernah menganalogikan seorang pemimpin itu sebagai sebuah ikan, dimana anda ketahui sendiri bahwa ikan pasti membusuk berawal dari kepalanya.

Begitupun jua dengan sebuah perusahaan, jika tidak dipimpin secar baik dan professional maka bias diprediksikan perusahaan tersebut akan kolaps. Untuk itu kepemimpinan dalam wirausaha diperlukan sekali untuk membawa usaha tersebut menjadi survive. Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas apa sih kepemimpinan itu dan bagaimana seharusnya cirri-ciri pemimpin yang baik itu?. Semoga materi ini membantu reader untuk mendapatkan refrensi sesuai dengan harapannya

Makna Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Kepemimpinan penting sekali bagi pengelolaan usaha karena kepemimpinan adalah modal yang sama pentingnya dengan kepercayaan dan kreativitas, kepemimpinan menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah usaha yan efektif dan berpengaruh luas dan hidup, usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan, hanya akan menjadi usaha yang tidak berkembang (Stagnan).
 Dengan adanya kepemimpinan yang bagus niscaya akan membentuk usaha anda makin berkembang dan menjadi besar serta banyak orang mau bekerja untuk anda, kepemimpinan dibentuk secara bertahap, sejalan dengan tumbuhnya usaha (kombinasi dari pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, cara mengarahkan dan penerimaan), kepemimpinan sangat penting dalam krisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan.
Unsur utama yang mencakup dan mempengaruhi bidang kepemimpinan, unsure tersebut ada 3, yaitu :
a.      Kepemimpinan Melibatkan Orang Lain. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu yang mau berkerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan.
b.      Kepemimpinan Menyangkut Distribusi Kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian tertentu
c.      Kepemimpinan Menyangkut Penanaman Pengaruh Untuk Mengarahkan Bawahan. Seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh yang baik bagaimana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan Technical Skill yaitu kemampuan untuk melakukan pekrjaan-pekrjaan yang bersifat operasional atau teknis, Human Skill yaitu kemampuan bekerja sama dengan para bawahan dan membangun tim kerja dengan pendekatan kemanusiaan, Conceptual Skill yaitu kemampuan yang menyusun konsep dan mengungkapan pikirannya.
Keberhasilan atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur bagaimana memberdayakan bawahannya tapi uga kemampuannya menjalankan atau melaksanakan kebijakan perusahaan melalui cara atau gaya kepemimpinannya. Pola atau gaya kepemimpinan sangat tergantung pada karakteristik individu pemimpin menghadapi bawahan berdasarkan fungsinya sebagai atasan.
Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik, karena gaya kepemimpinan haruslah fleksibel dan harus disesuaikan dengan perilaku, sistem nilai yang dianut bawahan, situasi lingkungan, kematangan dan situasi bawahan. Seorang pemimpin yang berhasil dan efektif bila dapat melakukan gaya kepemimpinan yang tepat pada situasi yang tepat. Terdapat kriteria perilaku kepemimpinan yang dapat menentukan gaya kepemimpinan pengusaha adalah:
a.            Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada kepemimpinan diktator atau otokratis, pemimpin membuat keputusan sendiri karena kekuasaan terpusatkan dalam diri satu orang. Pemimpin tersebut memikul tanggung jawab dan wewenang penuh. Pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat. Keputusan dipaksakan dengan menggunakan imbalan dan kekhawatiran akan dihukum. Jika ada, maka komunikasi bersifat turun kebawah. Bila wewenang dari pemimpin diktator bisa menjadi otokrat kebapak-bapakan.
b.           Gaya Kepemimpinan Partisipasi
Pola kepemimpinan partisipasi adalah pola kepemimpinan dimana atasan memotivasi bawahan untuk berperan serta dalam organisasi terutama dalam pengambilan keputusan sehingga akan mendatangkan gairah bagi para bawahan. Pada kepemimpinan ini pendelegasian wewenang sangat diutamakan, sedangkan komunikiasi berjalan baik untuk mencari solusi dalam setiap permaslahan yang ada. Pada kepemimpinan partisipasi, pemimpin cenderung memberikan perhatian kepada bawahan dan pekerjaan sehingga komunikasi berjalan berbagai arah (situasional dan diagonal). Kepemimpinan partisipasi ini tidak efektif bila bawahan tidak menunjang keberhasilan perusahaan karena bawahan tidak matang. Davis (1997) dalam Dalimunthe (2002: 80) menyatakan partisipasi adalah keterlibatan dan emosional dari orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan sumbangan pada tujuan kelompok dan ikut serta bertanggungjawab.
c.            Gaya Kepemimpinan Delegasi
Mendelegsaikan adalah memberi tanggung jawab sepenuhnya kepada bawahan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan meminta pertanggungan jawab dari pelaksanaan pekerjaan. Seorang pemimpin berhak mendelegasikan wewenang kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, pemimpin menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan penyelesaian pekerjaan. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan hanya melakukan sedikit kontak dengan bawahan.
d.           Gaya Kepemimpinan Konsiderasi
Konsiderasi yang diberikan oleh pimpinan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan organisasi. Sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuan memberikan perhatian pada bawahan, agar menghasilkan kerja yang optimal. Konsiderasi yang diberikan merupakan motivasi kepada para bawahan untuk lebih giat bekerja sehingga prestasi kerjanya akan lebih baik. Para bawahan yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan, perbedaan ini seringkali didasarkan oleh tujuan dan kebutuhan masing-masing yang berbeda dari bawahan.
Kewirausahaan
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta atau wirausaha berasal dari kata: Wira yaitu utama, gagah berani, luhur; Swa: sendiri; Sta: berdiri; dan Usaha: kegiatan produktif. Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) mendifinisikan “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatuyang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”.
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006). Kata kunci dari kewirausahaan adalah:
a.         Pengambilan resiko
b.         Menjalankan usaha sendiri
c.         Memanfaatkan peluang-peluang
d.         Menciptakan usaha baru
e.         Pendekatan yang inovatif
f.          Mandiri

Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Perbedaan Antara Manajer Dan Pemimpin
Manajemen bertujuan menyelenggarakan sebuah proses yang mapan dan berhasil dengan seefisien mungkin, menyingkirkan kemajemukan dan risiko. Manajemen orang cenderung memiliki pendekatan yang sama, dengan sebuah system pemberian imbalan dan hukuman. Kepemimpinan berkenaan dengan perubahan untuk mencapai sebuah visi jangka panjang baru untuk perusahaan. Kepemimpinan selalu tidak bisa meninggalkan keterlibatan risiko. 
Perbedaan antara Pemimpin dengan Manajer :
Pemimpin
Manajer
Diangkat oleh pengikut
Diangkat oleh kekuasaan
Mengandalkan kewibawaan personal
Mengandalkan kewibawaan posisi
Bergerak sebagai pencetus ide
Bertindak sebagai penguasa
Bertanggung jawab pada bawahan
Bertanggung jawab pada atasan
Bagian dari pengikut
Bagian dari organisasi
Membangkitkan kepercayaan
Bergantung kepada pengawasan
Melihat perspektif jangka panjang
Melihat jangka pendek
Apa dan mengapa
Bertanya kapan dan bagaimana
Menatap masa depan
Melihat hasil pokok
Melahirkan
Meniru
Menantangnya
Menerima status quo
Menginovasi
Mengelola
Orisinal
Tiruan
Mengembangkan
Mempertahankan

Kepemimpinan Awal Dan Kepemimpinan Kontemporer
Kepemimpinan Awal
Teori kepemimpinan awal berfokus pada pemimpin (teori ciri) dan cara pemimpin berinteraksi dengan anggota kelompok (teori perilaku). Enam ciri terkait kepemimpinan  yang efektif, yaitu dorongan, kehendak untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kecerdasan, kepercayaan diri, dan pengetahuan terkait pekerjaan.
Beberapa Teori Kepemimpinan Awal :
Pertama, Gaya Demokratis : melibatkan bawahan, mendelegasikan wewenang diantara masing-masing jabatan, mendorong partisipasi setiap karyawan.
Kedua, Gaya otokratis: mendiktekan metode kerja, membatasi partisipasi setiap karyawan.
Ketiga, Gaya Laissez Faire: memberikan kebebasan pada kelompok untuk membuat keputusan.
Kepemimpinan Kontemporer
Kepemimpinan kontemporer lebih menekankan kepada “pembentukan perilaku”. Pembentukan perilaku lebih menggunakan kata-kata, gagasan, dan kehadiran fisik untuk mengendalikan bawahan. Ada beberapa teori kontemporer dalam kepemimpinan yang dapat disampaikan disini, yaitu Teori atribusi kepemimpinan, Kepemimpinan kharismatik, dan Kepemimpinan transformasional.
Teori Atribusi Kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin mengelola sifat-sifat/ciri/latarbelakang orang-orang yang dipimpinnya sehingga dapat dipengaruhi untuk melakukan sesuatu demi kepentingan organisasi. Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.
Pengertian Atribusi adalah :Suatu sifat yang menjadi cirri khas suatu benda atau orang atau dapat pula diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang atau seorang pemimpin mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain atau bawahan.Atribusi juga merupakan sebuah teori kognitif yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana seorang manajer atau pimpinan menginterpretasikan informasi mengenai kinerja seorang bawahan dan memutuskan bagaimana akan bereaksi terhadap bawahan tersebut. Persepsisosial yang menjelaskan apa yang ada di balik gejala/sikap/perilaku yang tampak secara inderawi pada individu. Atribusi disposesi adalah kemampuan, keterampilan atau motivasi internal pada individu yang secara umum diidentifikasikan dengan perilaku seseorang/individu.
Kepemimpinan Kharismatik – Visioner. Pemimpin yang antusias, dan percaya diri yang kepribadian dan tindakannya mempengaruhi orang untuk berperilaku dengan cara tertentu.  Karisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara pemimpin dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa percaya diri,  keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara dan yang lebih penting adalah bahwa atribut-atribut dan visi pemimpin tersebut relevan dengan kebutuhan para pengikut. Pemimpin yang melampaui karisma karena kemampuannya menciptakan dan menyatakan visi yang realistis, layak dipercaya, dan menarik mengenai masa depan.
Kepemimpinan Transformasional. Kemimpin yang memberi inspirasi untuk bertindak melebihi kepentingan pribadi demi organisasi. Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan kesadaran para pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.
Pemimpin Transaksional. Pemimpin yang membimbing  atau memotivasi pengikutnya menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas atau persyaratan tugas.
Pengertian Faktor X
Faktor X yang dimaksud disini adalah factor – factor lain, selain factor yang datangnya bukan dari dalam diri kita sendiri. Misal, seperti factor luck atau keberuntungan, do’a, dll. Keberuntungan atau dewi fortuna ini memang berpengaruh dalam kehidupan kita dan setiap aktivitas yang kita lakukan. Misal,saat termasuk perkuliahan, banyak orang – orang yang berlomba untuk lulus test perkuliahan. Banyak orang yang pandai yang ikut test tersebut tetapi justru kebalikannya, orang – orang yang biasa (tidak terlalu pintar) yang berhasil lolos dalam test tersebut. Amal, do’a, keberuntungan dan lain – lain juga sangat berperan kita untuk mencapai suatu kesuksesan.
Semua hal di atas saling berhubungan dan saling mempengaruhi seseorang dalam mencapai kesuksesannya. Jika kita hanya punya potensi tetapi tidak mempunyai keyakinan sama saja bohong atau kita akan gagal dan tidak akan menjadi orang yang sukses, begitu juga yang lain. Oleh karena itu kita harus punya semua hal di atas untuk menjadi orang sukses.
Menemukan Dan Menggali Faktor X
Untuk menemukan dan menggali faktor X, hal-hal yang harus dilakukan yaitu :
Pertama, potensi Menemukan ‘Pintunya’. Malcom Gladwell (2008) yang meneliti tentang kesuksesan manusia menemukan karya-karya besar ternyata tidak ditentukan oleh tingginya skor IQ yang dimiliki manusia, latar belakang keluarga, tanggal lahir, darah biru atau bukan, melainkan oleh dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai labirin kesulitan.  Ia menyebut dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis. Talenta atau bakat itu hanyalah sebuah kesempatan, namun untuk menjadi ”sesuatu”, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan menemukan pintunya (Maxwell, 2007).
Kedua, memancing keberuntungan. Hoki atau keberuntungan tak akan datang tiba-tiba. Seperti yang banyak dipelajari dari praktek-praktek penerapan ilmu keberuntungan China (fengshui), keberuntungan harus dipancing agar ia mau datang. Demikianlah dalam kehidupan spiritual kita, Tuhan yang maha pengasih pun mendengarkan doa manusia yang tulus, yang terus mengetuk-ngetuk pintunya dan menunjukkan keseriusan dalam berusaha. Dan keberuntungan hanya datang pada orang-orang yang siap, yang sejak awal cocok menerimanya. Itulah yang disebut ”pintu” oleh Maxwell atau kecerdasan praktis oleh Gladwell, atau dedikasi suci.
Ketiga, bakat menemukan pintunya. “Faktor X” itu melekat ada diri Anda masing-masing dan baru menjadi “faktor X” kalau ia berhasil menemukan pintunya maka temukan dan ketuklah pintu-pintu itu. Sikap Anda terhadap “pintu” itu akan tercermin pada apa yang Anda dapatkan. Dalam berwirausaha, seorang pemula dapat diibaratkan sebagai seseorang yang mencari pintu. Sukses yang dicapainya adalah sebuah keberhasilan menemukan pintu yang sesuai dengan minat dan masa depannya. Untuk “menemukan” pintu itu ia harus mengetuk-ngetuk dan menemukannya. Ia melawan rasa nyaman sampai benar-benar mendapatkan jawaban yang setimpal.
Keempat, temukan “X” Kecil dan “X” Besar. Faktor “X” adalah sesuatu yang harus kita cari dan kita miliki. Ia akan menemani siapa saja yang ingin berubah, menjadi lebih baik. Orang yang tidak ingin berubah juga memiliki faktor “X”, namun itu hanyalah “X” Kecil yang berarti sebuah kenyamanan. Ia sudah nyaman dengan kondisi sekarang dan tentu saja hidupnya tidak akan mengalami kemajuan. Entrepreneur adalah orang yang merasa hidupnya kurang nyaman, terancam, miskin atau kurang bermakna. Ia berjuang mengejar kenyamanan baru. Ia bergerak, berjalan, berpikir, mengetuk pintu, mengambil resiko, mencari produk, membuat, membangun usaha, mendatangi pelanggan. Faktor “X” yang melekat dengan diri kita itu adalah benda tak berwujud, namun dapat dirasakan. Awalnya ia tidak berada pada diri Anda, atau kecil sekali. Namun kalau kita tekun ia akan terus tumbuh karena ia hidup. Dan karena ia hidup, ia pun dapat menjadi mati. Ia akan hidup kalau kita menjaga kepercayaan, menumbuhkan kreatifitas dan keahlian, dan memberi banyak oksigen dari lingkungan yang bersih. Ia akan mati kalau kita main-main dengan kepercayaan, berperilaku arogan, menentang pembaharuan, dan membiarkan terjadi penuaan.
Kelima, identifikasikan faktor “X”. X besar ada di tangan orang dewasa, yaitu orang-orang yang sudah memiliki kepercayaan pasar. Sedangkan “X” kecil ada pada diri kita masing-masing. Bentuk “X” pun macam-macam. Ia dapat berasal dari diri Anda sendiri, orang lain, lembaga lain, dan sebagainya. Darimanapun sumbernya, ia bisa tumbuh menjadi besar dan sebaliknya. “X” yang berasal dari diri sendiri adalah bakat (talenta), kerja keras, kejujuran, kecerdasan, keterampilan, penampilan fisik Anda, kualitas suara, pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar